JPJR Upaya Pemerintah Mendorong Kebangkitan Ekonomi Kreatif

oleh -

BELITUNG TIMUR – Koordinator Event Wilayah I Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Trindiana Tikupasang mengatakan, Jelajah Pesona Jalur Rempah (JPJR) adalah konsep unggulan daerah Beltim yang berhasil masuk dalam Kharisma Event Nusantara di tahun 2021 berskala Nasional.

Ia menyebutkan Pandemi covid-19 telah memberikan dampak pada seluruh sektor termasuk sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sehingga melalui JPJR merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mendorong kebangkitan ekonomi kreatif di Indonesia.

Lantaran pemilihan pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan salah-satu untuk membangkitkan perekonomian masyarakat ungkap Trindiana, karena itu JPJR yang digelar diharapkan bisa menghidupkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Beltim.

“Pemerintah telah berupaya melakukan langkah mitigasi untuk dapat membangkitkan perekonomian Indonesia dimasa pandemi,” ujar Trindiana Tikupasang pasa pembukaan JPJR, Selasa (26/10/2021).

Lanjutnya, sejauh ini Kemenparekraf telah menyusun panduan pelaksana kesehatan, keamanan dan kelestarian lingkungan dalam rangka meningkatkan protokol kesehatan yang dapat membangkitkan optimisme para pelaku pariwisata dan industri ekonimi kreatif termasuk industri event sehingga bisa memberikan minat dan kepercayaan wisatawan.

Selain itu, ia juga mengatakan event JPJR diharapkan mampu menjadi daya tarik witasa melalui kebudayaan masyarakat Beltim dalam pengembangan potensi rempah sebagai produk ekonomi kreatif dimasa sekarang.

Tripun menyampaikan, sesuai tema yang diusung yaitu “Inspirasi Rempah, Menyatu dalam Keberagaman” adalah sebuah nilai aktualisasi sejarah Beltim yang merupakan kawasan strategi pelayaran dan perdagangan rempah dimasa lalu.

Lebih lanjut ia katakan, trend pariwisata kedepan akan menyesuaikan dengan aktifitas pariwisata yang kini telah mengalami perubahan. Hal lain yang kini menjadi perhatian dan fokus dalam pengembangan pariwisata adalah konsep sub-selebriti, quality tourism.

Hal ini jelas Tri merupakan adaptasi kebiasaan baru sebagai upaya memutuskan mata rantai penularan covid-19 yang perlu dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness Health Safety Environment Sustainability) dan mengimplementasikan strategi penyelenggaraan evet dimasa pandemi yaitu inovasi, adaptasi dan kolaborasi. (Arya)


Yuk, ikutin terus perkembangan informasi seputaran Belitong melalui media online belitongbetuah.com atau cukup meng-klik link Fanpage Facebook -nya Belitong Betuah yang selalu menyajikan berita terlengkap seputaran Belitong yang kami update…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *