BELITONG BETUAH – Merayakan tahun ke- 3 masa kepemimpinan Bupati Belitung H. Sahani Saleh (Sanem) dan Wakilnya Isyak Meirobie, mengadakan syukuran bersama di Gedung Serbaguna Pemkab Belitung, Jumat (31/12/2021).
Usai acara, kepada awak media Sanem mengatakan, dalam menuju visi-misi memang masih banyak yang berjalan tidak normal karena pandemi Covid-19, terutama dalam meningkatkan ekonomi.
Untuk itu di tahun ke-4 nya, fokus kepemimpinan mereka akan mengarah pada program inovasi yang memprioritaskan mengembalikan perekonomian.
Sanem menyebutkan, untuk membangkitkan sektor pariwisata, dengan menggiatkan event pariwisata agar menambah kunjungan wisatawan, soalnya hal tersebut akan mengimbas ke berbagai sektor.
“Karena wisatawan membutuhkan restoran dan tempat makan, hiburan, dan suvenir. Sesuai keunggulan daerah kita pariwisata berbasis ekonomi kerakyatan,” kata Sanem.
Selain itu, selama 3 tahun kepemimpinan Sanem – Isyak, garis kemiskinan di Belitung mengalami peningkatan. Hingga pada 2021 ini, Badan Pusat Statistik merilis garis kemiskinan Belitung tertinggi se-Bangka Belitung yakni Rp830.484 per orang per bulan.
Kondisi itu terjadi beber Sanem lantaran salah satu di antara penyebabnya karena harga kebutuhan strategis cenderung tinggi dan tidak stabil.
Mengapa demikian? Diterangkan Sanem, hal itu disebabkan produk pertanian dan peternakan masih mengandalkan pasokan dari luar daerah, sehingga ketergantungan pasokan tersebut menyebabkan harganya cenderung tinggi dan tidak stabil tadi.
“Untuk itu, kami terus akan mendorong masyarakat terutama Pemda agar tidak malu menjadi seorang petani. Anak saya juga kuliah sampai S2 jadi petani,” ujar Sanem.
Ia mengatakan, sektor pertanian dan peternakan harus dilihat sebagai potensi besar bagi anak muda sekarang, soalnya akan bisa mewujudkan sektor ketahanan pangan.
Disamping itu, mengenai kemiskin ada banyak acuan indikator yang berbeda, sebab jika dilihat dari sisi garis kemiskinan memang tinggi, tapi jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi melalui Produk Dosmestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan hasil yang memuaskan.
“Jadi kita tidak heran kalau ninek-ninek di Belitong dapat bantuan, agik pakai mutor n-max, pakai gelang gede, kalong gede. Tapi die kategori miskin, kalau miskin sebenarnye jangan kan mutor nmax, mungkin punye kalong jak endak,” tukas Sanem.
Sementara itu, Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie mengatakan, selama 3 tahun perjalanannya bersama Sanem yang efektif hanya 1 tahun.
Hal itu karena di tahun ke 2 dan tahun ke tiga terjadi pandemi, sehingga lebih berfokus, pada kesehatan masyarakat. Meskipun demikian, tidak membiarkan perekonomian Belitung terjun bebas sampai ke titik yang terbawah.
Lebih lanjut ia sampaikan, selama 3 tahun kepemimpinan mereka, banyak dinamika yang terjadi.
Selain itu, ia juga mangatakan jika dirinya menganggap Bupati Belitung adalah abang sekaligus ayah baginya karena usianya berbeda 20 tahun. Diusia yang terpaut jauh, ia menganggap Sanem sulit mengerti dengan style anak muda dalam leadership.
Begitu pula dirinya, harus banyak belajar untuk memahami tipikal orang yang lebih senior. Untuk itu ia mengaku harus lebih banyak belajar menahan ego. “Kalau bicara dukanya, ada, gak sukanya ada, tapi itu manusiawi,” kata Isyak kepada awak media.
Namun sambungnya, ia tetap mengedepankan satu nafas yaitu kepentingan publik. “Kalau sudah berbicara kepentingan publik kami ini tetap satu nafas. Jadi saya mengalah, beliau juga mengalah,” ucapnya.
Ditahun tahun berikutnya, Isyak mengungkapkan bersama Bupati Belitung, mereka akan nge-gas untuk memulihkan ekonomi dengan cara transformasi yang benar. “ Tapi kita juga bersyukur ditengah kesulitan ini, Belitung mendapatkan status UNESCO Global Geopark plus G20. G20 adalah anugerah yang paling besar, ini akan menjadi roket pendorong yang paling kuat,” pungkasnya. (Arya)
Yuk, ikutin terus perkembangan informasi seputaran Belitong melalui media online belitongbetuah.com atau cukup meng-klik link Fanpage Facebook -nya Belitong Betuah yang selalu menyajikan berita terlengkap seputaran Belitong yang kami update…