Sulap Lahan Ex Sawah Jepang, Desa Simpang Tige Punya Destinasi Wisata Terpadu

oleh -
IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-00PMI
IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-03PERUMDATIRTABATUMENTASBADIA
IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-05DESAGUNUNGRITING
IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-11DESAKACANGBUTOR
previous arrow
next arrow
Shadow

BELITONG BETUAH, Simpang Renggiang – Desa Simpang Tige menjadi desa pertama yang berhasil menjadikan sawah sebagai objek destinasi Wisata Terpadu di Kabupaten Belitung Timur (Beltim).

IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-09DESATANJUNGRUSA
IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-17DESAPADANGKANDIS
IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-18DESAKEMBIRI
IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-19DESASIJUK
IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-20DESABULUHTUMBANG
IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-22DESASIMPANGRUSA
previous arrow
next arrow
Shadow

Dengan hadirnya konsep wisata sawah bisa mengedukasi dan memberikan pengetahuan tentang bagaimana para petani menggarap sawah dilahan seluar 50 hektar, yang juga dijadikan sebagai tempat pemancingan ikan.

Objek wisata terpadu di Desa Simpang Tiga diresmikan oleh Bupati Belitung Timur, Burhanudin ( Aan) Senin (15/03).

Peresmian wisata terpadu yang diberi nama Sawah Ex Jepang, dibuka dengan penanaman perdana padi, penaburan benih ikan, peresmian launching wisata pemancingan dan peresmian gazebo.

Kepala Desa Simpang Tige, Wasni mengatakan, bersama 9 kelompok tani, 3 diantaranya bergerak di bidang persawahan, disulap menjadi destinasi wisata. Dan telah dilakukan sejak 4 tahun lalu, selain melibatkan kelompok tani, juga menggandeng masyarakat sekitar Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

Terangnya, wisata terpadu sawah dibangun menggunakan anggaran dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Beltim, sedangkan untuk tambak ikan, pemancingan dan gazebo dibangun dari anggaran dana desa tahun 2021 yang akan dikelola oleh Pokdarwis Sawah ex. Jepang.

“Jadi kami cuma support infrastruktur dan jaringan irigasi tersier. Kalo untuk dana desa seperti tambak ikan yang dianggarkan kurang lebih Rp. 160.000.000 dan Alhamdulillah di tahun 2021 kemarin sudah menghasilkan 2,5 ton ikan, pondok pemancingan Rp. 35.000.000 dan gazebo lebih kurang Rp. 135.000.000, sedangkan untuk jenis ikan di tambak ini ada 3, yaitu ikan nila, patin dan lele jumbo,” jelas Wasni.

Tambahnya, setelah Destinasi Sawah Ex. Jepang diresmikan, ia akan melakukan musyawarah bersama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Pokdarwis mengenai harga tiket masuk pengunjuk ke wisata tersebut.

Ia melanjutkan, harga tiket nantinya, akan diberlakukan 2 macam pola yakni untuk harga tiket pengunjung luar dan untuk masyarakat desa. Harganya akan berbeda, sebab tujuan pertama kali membangun wisata ini pada dasarnya hanya untuk masyarakat desa, mereka ingin melepas penat dan mencari suasana baru.

Dijelaskan Wasni, hadirnya Wisata Terpadu ini diharapkan Desa Simpang Tige lebih maju dan ia juga berharap semua pemangku kepentingan bisa ikut serta membangun daerah, tidak secara seremonial belaka.

“Jadi, saya mohon kepada masyarakat Simpang Tige dan kepada Pemerintah Daerah untuk sama-sama memajukan Desa Simpang Tige dalam soal pariwisata terpadu ,” harapnya. (Arya)


Yuk, ikutin terus perkembangan informasi seputaran Belitong melalui media online belitongbetuah.com atau cukup meng-klik link Fanpage Facebook -nya Belitong Betuah yang selalu menyajikan berita terlengkap seputaran Belitong yang kami update…

Sumber: Kominfo Beltim

IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-24DESAMENTIGI
IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-26DESAAIRBATUBUDING
IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-27DESAIBUL
IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-28DESABADAU
IKLANSELAMATTAHUNBARU2025-29DESAAIRSERUK
previous arrow
next arrow
Shadow

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *