BELITUNG, BELITONGBETUAH.com – Festival Olahraga Tradisional di Pantai Wisata Tanjung Pendam, akan dibuka besok. Acara diadakan selama 2 hari, dari 29 – 30 Maret 2022, pukul 14.00 untuk kategori pelajar dan umum.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Belitung, Junaidi mengatakan sebanyak 9 sanggar (regu) telah mendaftar sebagai peserta. Mereka berasal dari kalangan pelajar dan umum, dimana setiap regu terdiri dari 10 sampai 15 orang.
Sebagai Panitia penyelenggara, Dispora dalam hal ini seperti disampaikan Junaidi menyebutkan persiapan untuk pelaksanaan besok sudah lebih dari 90 persen, baik itu persiapan peserta, tempat dan panitia penilai, hanya tinggal action saja.
Ia menjelaskan, festival olahraga tradisional kali ini, berbeda dengan Potradnas VIII yang diadakan tahun lalu, dimana ada 5 cabang olahraga yang dilombakan seperti sumpitan, lari balok, egrang, katapel dan panah tradisional.
Bedanya terang Junaidi, para peserta bebas memainkan olahraga tradisional jenis apa saja. Jadi, berdasarkan kreativitas masing- masing peserta sendiri untuk menggali permainan zaman dulu yang dimainkan oleh masyarakat Pulau Belitong.
“Sehingga antara peserta satu dengan peserta lain itu beda. Artinya mereka harus menggali permainan tradisional yang pernah ada di Pulau Belitung. Kalau di tentukan jenis olahraganya, itu namanya invitasi olahraga tradisional,” kata Junaidi saat diwawancarai BB, Tanjung Pendam, Senin (28/03).
Menurutnya, ada banyak permainan tradisional dalam masyarakat, sehingga ada banyak kemungkinan di zaman sekarang sudah terlupakan. Untuk itulah ungkap Junaidi, melalui festival olahraga tradisional ini, Pemda Belitung bermaksud agar permainan zaman dulu tetap dilestarikan di zaman sekarang.
“Jadi nanti, satu regu harus mengkreasikan 1 olahraga tradisional. Waktu yang disiapkan untuk 1 regu itu memainkan hanya 15 menit,” jelasnya.
Kembali Junaidi sampaikan, diadakannya festival ini tentu memiliki tujuan, bukan hanya sekedar permainan semata, poinnya kita ingin menggali unsur-unsur permainan tradisional yang sudah lama terlupakan di zaman globalisasi.
Ia menerangkan, di masa sekarang mungkin ada inovasi-inovasi dalam pelaksanaannya, tetapi tidak mengesampingkan unsur tradisional tersebut, sebab bukan tidak mungkin unsur permainan tradisional itu, yang belum dikenal, bisa lebih di kenal, sehingga diharapkan nantinya olahraga tradisional dapat menjadi nasional.
Sementara itu, masih ditempat yang sama Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga, Yerzon mengatakan adapun dalam penilaian olahraga tradisional tidak seperti olahraga prestasi, sebab olahraga tradisional merupakan olahraga rekreasi.
Bebernya, olahraga rekreasi lebih mengandalkan keinginan atau kehendak yang akan memberikan kepuasan atau kesenangan. Maka akan ada 4 kriteria nantinya yang akan di nilai. Dan, Juri penilai berasal dari para pemerhati budaya atau pakar budaya andal Belitung.
Disampaikan Yerzon, festival yang digelar Dispora Belitung tidak open untuk daerah lain, pesertanya khusus dari Kabupaten Belitung.
Hal itu dikarenakan olahraga tradisional ini agar lebih memotivasi masyarakat Belitung. “ Jadi masyarakat, tidak melupakan permainan tradisional yang dulu sering dimainkan, dan saya berharap akan menumbuhkan sanggar-sanggar permainan tradisional,” imbuhnya. (Arya)