JPJR Beltim, Pariwisata Berbasis Sejarah

oleh -

MANGGAR, BELITONGBETUAH. com – Dalam pembukaan Event Jelajah Pesona Jalur Rempah (JPJR) Sabtu malam (3/9) di lapangan Yagor, Desa Mekar Sari, Bupati Belitung Timur, Burhanudian dalam sambutannya mengatakan, Event Nasional JPJR menjadi suatu upaya penting dalam mewujudkan Beltim “Bangkit dan Berdaya”.

Aan sapaan akrab Bupati Beltim mengaku, membuat evet bergengsi JPJR, menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi “saya” sebagai Kepala Daerah, sebab JPJR Beltim menjadi agenda pariwisata berbasis sejarah jalur rempah sebagai lokus dari jaringan global.

Terangnya, JPJR ini dilatarbelakangai semangat kebersamaan dan gotong royong yang selama ini dilakukan secara bertahap, mulai dari tahap Kementrian, Pemerintah Provinsi, Kabupaten hingga masyarakat.

Keberadaan Beltim sebagai suatu wilayah dalam pusaran sejarah jalur rempah yang ada di Pulau Belitong menjadi bukti sejarah masa lalu, dimana Pulau Belitong khususnya Kabupaten Belitung Timur salah satu alur penting sejarah rempah dunia.

Tak hanya itu, Pulau Belitung adalah sebuah pulau yang unik dan memiliki empat kerajaan besar yang tersebar di dua kerajaan Belitung dan dua kerajaan di Belitung Timur.

“Kerajaan Buding dam Kerajaan Balok di Beltim, di sebalah barat ada kerajaan badau dan kerajaan belantu,” kata Aan.

Lanjutnya, Belitung Timur juga merupakan daerah yang unik karena mempunyai kekayaan hayati yang beraneka ragam, hingga saat ini masih dipertahankan beberapa komoditi salah satunya rempah-ramah yang kini mudah dijumpai diantaranya lada dan kayu manis.

Keunikan pulau Belitong bisa juga dilihat dari segi geografis, geologis dan dari geostrategisnya. Letak geografis itu menjadikan Pulau Belitong jalur perdagangan dimasa lalu pada masa-masa kejayaan kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.

Ia menerangkan, dalam catatan sejarah, hal itu menjadikan bagian penting yang melatarbelakangi Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur mempopulerkan masa depan jalur rempah Beltim melalui event JPJR ini.

Kemajuan budaya yang dimaksud tidak menghilangkan arti penting dari kebudayaan daerah yang perlu dilindungi, dikembangkan untuk melindungi keberlanjutan kebudayaan daerah yang diharapkan akan mampu memberikan kebermanfaatan bagi budaya itu sendiri, baik dari sektor pendidikan, ekonomi dan kebudayaan.

Sementara itu, Staff Ahli Bidang Pengembangan Usaha Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dadang Rizki Ratman menyebutkan, Event JPJR merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Hal itu buktikan terdapat beberapa pejabat daerah di luar Pemerintah Provinsi Bangka Belitung yang hadir pada pembukaan event JPJR.

“Itu namanya wisatawan nusantara sebetulnya. Wisatawan nusantara, kalau hadir ke suatu daerah atau ke suatu event biasanya belanja. Belanja ini lah yang nanti diharapkan sebagai penggerak ekonomi Belitung Timur,” tuturnya.

Menurutnya, ada tiga manfaat yang bisa dimanfaatkan dari pariwisata yakni ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup. (Arya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *