Tarian Kolosal Pendulang Timah dan Tarian JPJR Beltim Pukau Tamu Delegasi G20

oleh -
IKLANPUASA2025-01ADIZAHRIADIDINASPENDIDIKANPROVBABEL
IKLANPUASA2025-02DRRATIHRSUDMARSIDI
IKLANPUASA2025-03DESACERUCUK
IKLANPUASA2025-04DESAAIKPELEMPANGJAYA
IKLANPUASA2025-05DESASUNGAISAMAK
previous arrow
next arrow
Shadow

Bertempat di Pendopo, Tanjung Kelayang, Jumat (9/9) digelar acara bertajuk From Bangka Belitung To The World. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari event G 20. Dalam acara tersebut, ditampilkan 2 tarian kolosal yakni tari Pendulang Timah dan tari JPJR Beltim. Tarian itu diadakan di halaman Pendopo, para delegasi, para pejabat daerah ini, serta undangan lainnya, dan masyarakat menonton dari pinggir lapangan. Ditangga lapangan itu, dengan santai, tamu delegasi dari berbagai negara, duduk menonton.

IKLANPUASA2025-08DESAAIRSERUK
IKLANPUASA2025-10DESATANJONGTINGGI
IKLANPUASA2025-12DESAJURUSEBERANG
IKLANPUASA2025-18DESAIBUL
IKLANPUASA2025-20DESALASSAR
previous arrow
next arrow
Shadow

Dalam tari pendulang timah, terdapat 36 penari, terdiri dari remaja putra putri. Remaja putra bertelanjang dada, dengan celana selutut, sedangkan remaja putri berkaos hitam dan celana hitam. Gerakan pada tarian ini menggambarkan betapa kerasnya mencari timah, secara tradisional. Hanya menggunakan kuali, mereka ngelimbang, bermaksud memisahkan timah dari material lainnya.

Wajah-wajah yang berantakan, dan kulit-kulit yang gelap, menandakan kalau mendulang timah itu pekerjaan yang berat, membutuhkan stamina. Bermandikan lumpur, berjemur dibawah teriknya matahari, belum lagi keadaan lainnya, yang kadang berisiko.

Walaupun penuh dengan kesulitan, tapi demi mencari nafkah itu tetap dilakukan. Kenyataan mencari timah secara tradisional ini, yang coba dirangkum dan diterjemahkan ke dalam tarian yang berbicara tentang dinamika hidup masyarakat di Pulau penghasil timah, Belitong.

Sedangkan untuk tarian JPJR ( Jelajah Pesona Jalur Rempah) di sampaikan Zulfiandi, selaku Koordinator Tim,’’ Tari Kolosal ini menceritakan, bagaimana posisi penting gambus Belitung Timur di Nusantara dan Dunia. Tadi, dari irama musiknya menitik beratkan bahwa gambus ini merupakan alat kesenian, yang benar-benar sudah mengalami alkuturasi,’’ jelasnya.

Tarian ini ujar Zul baru diproduksi sejak awal 2022, untuk ditampilkan pada event Jelajah Pesona Jalur Rempah itu sendiri. Dan kebetulan, event JPJR Beltim berdekatan dengan 20,’’ Jadi, sekalian kita tampilkan disini,’’ ungkap Zul.

Sedikitnya, 25 remaja putri ambil bagian dalam tarian kolosal JPJR. Sepuluh orang sebagai penari utama, sedangkan sisanya sebagai penari pendukung dengan membawa bendera umbul-umbul berwarna warni. Warna warni ini seolah menyiratkan, keberagaman masyarakat Beltim.

IKLANPUASA2025-14DESAPADANGKANDIS1
IKLANPUASA2025-15DESAKEMBIRI
IKLANPUASA2025-19DESABADAU
IKLANPUASA2025-16DESASIMPANGRUSA
IKLANPUASA2025-17DESAAIRBATUBUDING
previous arrow
next arrow
Shadow

Untuk music sebaai pengiring para penari, selain dominan petikan gambus, juga didukung dengan arcordian, suara seruling, serta tambuhan rebana dan gendang. Sehingga kentara sekali kentalnya aroma melayu yang merupakan mayoritas penduduk pulau ini.

Hasilnya, berdasarkan pantauan di lapangan, terlihat selama pertunjukkan tari, para delegasi menikmati sajian itu, mereka terpukau dan terpesona. Ini tampak jelas dari sorot mata mereka yang menatap ke tengah lapangan, tatkala tarian itu tengah berlangsung. Aplaus-pun mereka berikan, ketika tarian usai. Upaya Pemda Beltim, untuk memperkenalkan seni budayanya kepada delegasi, sepertinya berhasil. (Yusnani)

IKLANPUASA2025-06DESAGUNUNGRITING
IKLANPUASA2025-07DESATANJUNGRUSA
IKLANPUASA2025-09DESAPERAWAS
IKLANPUASA2025-11DESAPERPAT
IKLANPUASA2025-13DESAMENTIGI
previous arrow
next arrow
Shadow

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *