TANJUNG PANDAN, BELITONGBETUAH. com – Kalau di Bangka harganya agak tinggi, karena banyak Pabrik Kelapa Sawit. Karena banyak pabrik, maka pabrik akan berebut buah. Kalau berebut buah harganya lebih mahal, ini hukum dagang. Terus kalau harga TBS di terima PT PUS itu lebih murah, karena dia hanya main sendiri.
Hal itu dikatakan Agung Setiawan, Ketua Komisi II usai Rapat Kerja yang dihadiri sejumlah perwakilan dari perusahaan sawit yang ada di Pulau Belitong, pada Jumat ( 16/9) bertempat di Wisma Bougenville, Tanjung pandan. Agung tak sendiri, dalam Rapat Kerja tersebut, ia didampingi oleh 3 Anggota DPRD Provinsi lainnya, yakni Eka Budhiarta, Hellyana dan Nata Sumitra. Yang semuanya meminta kepada pihak perusahaan agar harga TBS sawit petani itu, untuk dinaikkan secepat mungkin.
Masih terkait harga,’’ Kalau Provinsi, kita ambil harganya CPO dulu, Rp 10.663. Jadi harga untuk mitra, umur 3 tahun Rp 1.720. Umur 4 tahun, Rp 1.784, umur 5 tahun Rp 1.850, umur 6 enam Rp 1920, 7 tahun Rp 2.210, dan 8 tahun Rp 2.570 dan seterusnya. Ini untuk yang Mitra,” beber Agung.
Hanya saja, ia tekankan untuk yang Mitra tak ada persoalan. Yang jadi persoalan sekarang ini adalah yang Non Mitra. Sementara jumlah petani yang non mitra ini juga banyak. Sementara itu, di satu sisi, SWP belum menerima sawit dari perusahaan lain karena mungkin kata Agung masih terkendala kuota.
Agung menerangkan kondisi saat ini merupakan dampak dari larangan ekspor kemarin. ‘’ Dampaknya sampai sekarang ini. Harga yang dulunya Rp 3000 lebih menjadi seperti yang kita lihat tadi Rp 1.300 dari PT. PUS,’’ ujarnya.
Sehingga Agung merasa perlu adanya tata Kelola, bagaimana mengelola sawit di Bangka Belitung ini menjadi lebih baik lagi. ‘’ Kita ini bicara jangka panjang. PKS beli barang, dia maunya legalitas. Nah, bicara legalitas ini agak sulit. Apakah tanamnya dihutan lindung, atau di hutan produksi, sertifikat bibitnya dari mana, banyak ceritanya,’’ katanya lagi.
‘’Tetapi, lebih bagus saya anjurkan kepada kawan-kawan petani ini, untuk menggabungkan diri di kelompok-kelompok tani. Sehingga nantinya bergabung menjdi mitra dan dibina oleh perusahaan. Karena setiap PKS itu menerima binaannya, sehingga harganya bisa sama, tapi masuk dulu,’’ tambahnya.
Terkait petani swadaya di Belitung, Agung menyebutkan selain PT. PUS harus ada investor lainnya, sehingga tidak ada monopoli nantinya. ‘’ Jadi harus ada investor yang masuk atau PT PUS menambah tangki baru, jadi harga-harga tadi bisa naik. Terus, harus ada pesaingnya,” ujar Agung. (Yusnani)