BELITUNG, BELITONGBETUAH. com – Senin sore, (19/9) Arkilla Mangrove Lounge dapat penghargaan dari LEPRID (Lembaga Prestasi Rekor Indonesia Dunia) langsung diserahkan oleh Ketua Umumnya Paulus Pangka.
Arkilla Mangrove Lounge (AML) merupakan kafe terapung yang terletak di muara Sungai Berangan, Dusun Ilir, Desa Bantan Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, telah mencatat sejarah baru pada sektor pariwisata kita. Pasalnya AML sebagai satu-satunya kafe terapung yang ada di Indonesia dengan memadukan bakau dan laut.
Paulus Pangka menjelaskan, setelah menelusuri, Arkilla ia merasa yakin konsep seperti ini belum pernah ada. Dimana sebuah destinasi terapung yang memadukan bakau dan laut.
“Karena belum pernah ada, maka sah lah. Rekor ini tercatat di Lembaga Prestasi Indonesia Dunia dengan nomor urut rekor ke 772,” sebutnya.
LEPRID adalah sebuah lembaga yang independen yang merupakan satu-satunya lembaga mencatat prestasi anak bangsa yang sifatnya independen.
“Tidak berafiliasi dengan perusahaan manapun, tidak bervariasi dengan pemerintahan atau organisasi apapun, jadi dia berdiri sendiri,” jelas Paulus lagi.
Penghargaan itu diterima langsung oleh Dikson Lim, selaku owner AML, yang sore itu didampingi istrinya.
Terkait LEPRID, dijelaskan Paulus, Logo bintang yang ada pada LEPRID merupakan simbol prestasi anak bangsa yang menjadi bintang sesama manusia, dan ditengahnya tergambar peta Indonesia yang dikelilingi oleh lima benua dan diatasnya merah putih.
“Dengan semangat merah putih, kita membawa prestasi insan- insan Indonesiaku tingkat dunia,” ujarnya.
Harapan kami prestasi-prestasi yang diciptakan oleh rekoris menjadi inspirasi membanggakan dan mengagumkan dunia. Saya bangga ketika Jose Ramos Horta membawa piagam, piala dan mendali LEPRID mengelilingi Timor Leste.
Penghargaan yang diberikan oleh LEPRID tidak hanya sertifikat atau hanya sebagai kertas, tetapi juga diberikan piala dan mendali. Piala yang dibuat oleh LEPRID bukan merupakan piala yang kaleng-kaleng dengan berat 3 Kg.
Piala LEPRID dibuat oleh suatu perusahaan dengan desain tersendiri. “ Kami sudah mencatat lebih dari 5.000 rekor diseluruh Indonesia. Dari Sabang Sampai Merauke, dari Ngangas sampai Pulau Rote,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Belitung, Isyak Merobie mengatakan, Arkilla Mangrove Lounge menorehkan sejarah karena belum pernah terjadi di Indonesia dan sudah di cek oleh Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) yang independen di Indonesia.
Lembaga Prestasi Indonesia Dunia ini selalu memberikan penghargaan rekor kepada jajaran pimpinan pusat, pemerintah daerah sampai ke kalangan masyarakat.
“Kami mengucapkan terima kasih, apresiasi sebesar-besarnya kepada Lim Dickson (Pemilik Arkilla Mangrove Lounge), telah luar biasa berdedikasi, beliau bukan putra belitong, tapi rasanya susah melebihi putra Belitong,” tandasnya.
Pembangunan Arkila Mangrove Lounge dikatakannya sangat cepat, hanya membutuhkan waktu 2 setengah bulan membangun floating lounge dengan penuh rasa cinta, dan ini adalah komitmen projek yang dapat menyelamatkan alam Belitung.
Floating lounge telah membuktikan bagaimana kita menjaga keaslian dan keasrian Belitung. Tidak merusak sedikit pun alam yang dikaruniai oleh Tuhan.
“Ada satu kalimat yang selalu saya ingat dari para delegasi G20 adalah ke aslian, keasrian Belitung selalu menjadi keunggulan Belitung dan kekuatan Belitung,” katanya. (Arya)