TANJUNG PANDAN, BELITONGBETUAH. com – Sekretaris Komisi III DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rudi Hartono (RH) kembali menyebarluaskan Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Minggu, (25/9/2022).
Kali ini Peraturan Daerah yang disebar luaskan nomor 7 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan, bertempat di SW Resto, Tanjung Pandan – Belitung.
Melalui sosialisasi Perda, jelas RH minimal para peternak atau masyarakat harus tahu dan memahami mengenai peternakan dan pentingnya kesehatan hewan.
Terangnya, pertenakkan yang dilakukan masyarakat sangat potensial untuk dikembangkan, seperti unggas ayam dan bebek untuk dimanfaatkan telurnya.
“Kalau ada 500 ekor (bebek), telur sudah produksi. Dirubah menjadi telur asin 500 ikok (telur), ujungnya lumayan lagi,” tutur RH dalam acara Sosper tersebut.
Karena itulah, RH menyarankan kepada masyarakat yang hadir dalam Sosper untuk bisa melek, melihat potensi yang bisa dikembangkan sehingga memiliki nilai ekonomi.
“Saya mohon setelah ini langsung dieksekusi, apalagi disetiap desa atau kelurahan ada penyuluhnya yang nanti bisa membantu masyarakat untuk membuat kelompok ternak. Nanti kita undang lagi pada saat pelatihan supaya kita bisa belajar lebih jauh mengenai peternakan ini,” ujarnya
Masih di tempat yang sama, Sub Koordinator Kesehatan Hewan DPKP Provinsi Bangka Belitung, drh. Correy Wahyu mengatakan, sosialisasi Perda nomor 7 tahun 2021 sangat tepat karena meraka bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat, apalagi masih banyak masyarakat belum mengetahui Perda ini.
Ia juga mengatakan, di Belitung belum banyak yang memiliki ternak, populasinya ternak belum begitu besar dibandingkan yang ada di Pulau Bangka. Sehingga dengan Perda ini diharapkan bisa memudahkan pemasok atau para peternak termasuk masyarakat awam yang ingin membuka usaha peternakan.
“Diharapkan mereka tergerak, termotivasi untuk berusaha di bidang peternakan, karena beternak itu tidak susah sebenarnya, kalau pun ingin mendatangkan ternak dari luar itu juga tidak sulit,” ujarnya.
Khususnya peternak unggas (ayam potong) masih sangat banyak peluang di Belitung karena harganya yang lumayan tinggi, selisih Rp 12 ribu dengan di Pulau Bangka.
“Kalau memang para peternak atau para pemasok atau masyarakat mau mencari untung, memang lebih menguntungkan saat ini usaha ternak unggas,” imbuhnya.
Apalagi katanya, masa pemeliharan cukup singkat sehingga perputaran uangnya begitu cepat. Tak hanya ayam potong, beternak ayam petelur, potensinya masih besar karena pemainnya masih belum banyak.
Terkait usaha ini, drh. Correy mengingat masyarakat selalu memperhatikan kesehatan hewan terutama disaat cuaca sekarang. Untuk itu yang harus diperhatikan adalah kebersihan kandang. Selama ada penyemprotan kandang secara rutin, udara yang cukup dan pakan yang cukup pastinya akan aman, tidak akan menimbulkan resiko kematian yang tinggi.
“Tapi kalau sudah pakan terbatas, kemudian kandang kotor, tidak ada penyemptotan desinfektan untuk mencegah virus masuk kandang memang agak berat. Jadi lebih memperhatikan kepada manajemen kadang,” unarnya.
Karena itulah, ia menyarankan kepada peternak pemula, untuk memulai usaha dari skala yang kecil dan harus bisa menguasai ilmunya. Di setiap kecamatan atau Kelurahan biasanya ada penyuluh peternakan yang bisa membantu memberikan penyuluhan untuk memelihara ayam yang benar, men-setting kandang yang benar dan pemberian pakan yang benar.
“Kita siap membantu mengajarkan, palingan para peternak tinggal menyiapkan kandang dan pakan,” katanya lagi.
Sehingga, bila banyak peternak pemula, secara otomatis populasi ayam akan cukup memenuhi kebutuhan, jadi tidak bergantung pasokan dari luar dan harga daging ayam bisa stabil. (Arya)