Berbagai tekanan global berimbas pada meningkatnya inflasi, termasuk Indonesia. Inflasi bagaikan mimpi buruk dalam perekonomian. Turunnya nilai mata uang, kenaikan harga barang dan jasa, meningkatnya pengangguran, menurunnya kesejahteraaan masyarakat, hilangnya investasi dan sebagainya, adalah imbas dari inflasi yang terjadi.
Dalam hal ini, Kab. Belitung dinilai berhasil mengendalikan inflasi nomor 3 se- Sumatera. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Belitung, Hendra Pramono dalam Rapat Paripurna, Senin (26/9). Atas prestasi itu, aplaus-pun diberikan kepada eksekutif dan jajarannya.
Ditemui usai Rapat Paripurna, Bupati Belitung, Sahani Saleh (Sanem) saat dimintai tanggapannya mengatakan,’’ Selama ini, kita diterpa berbagai masalah nasional, bahkan dunia. Jadi itu penilaian tahun 2021. Tahun 2021 itu kan masih terkait covid. Dampak covid inikan luar biasa terhadap persoalan ekonomi, tapi selama ini kita dianggap berhasil mengendalikan inflasi itu, yah tidak terlalu mencolok,’’ terangnya.
Menurut Sanem, daya beli masyarakat Belitung, masih terjangkau. Lalu, ia mencontohkan terhadap komoditi minyak goreng, dimana kala itu harganya melambung tinggi, namun masyarakat tetap membeli yang kemasan. ‘’ Kita justru minyak goreng curah yang diadakan dari Pak Kapolres kemarin dak laku. Berarti daya beli kita masih tinggi, yang penting ketersediaan barang,’’ ujar Sanem.
Ia menerangkan, pemicu terjadinya inflasi di Belitung yakni transportasi. Kaitan terhadap persoalan tersebut, kembali Sanem mencontohkan bagaimana transportasi itu mempengaruhi tingkat inflasi di Belitung. Beberapa waktu lalu sebutnya, Pelabuhan sedang diperbaiki. Sementara pada satu sisi, kebutuhan sembako seperti bawang merah, cabe masih didatangkan dari luar. Akibatnya, karena pasokan terlambat dan ketersediaan kurang, otomatis terjadi kenaikan harga. ‘’ Tapi selama ini, Alhamdulillah. Itu bisa kita kendalikan,’’ kata Sanem.
Data inflasi sendiri ujar Sanem, setiap bulan selalu dirilis.’’ Kita setiap bulan ada evaluasi. Ada Tim TPID ( Tim Pengendalian Inflasi Daerah). Tim ini terdiri dari Dinas-Dinas terkait, di bawah pimpinan Sekda. Jadi, tiap hari mengamati itu, kerja sama dengan BPS,’’ ujarnya.
Hal lain yang di sampaikan, selain kebutuhan pokok, yang bisa dikendalikan terkait persoalan transportasi, yang Sanem khawatirkan, bila kendala transportasi juga akan berimbas dengan harga bahan-bahan bangunan.
Atas keberhasilan mengendalikan inflasi, Kab. Belitung dapat DID sebesar 19, 7 miliar. “ Tapi duit itu dak bisa kite belanjekan begitu saja. Karena harus ade juak Juklak dan Juknis-nye. Ini harus dilaporkan penggunaannye. Jangan sampai, ade nok nyebut uh Bupati dapat 19,7 miliar. Duit itu harus ade pertanggung jawaban e,’’ terang Sanem lagi.
Ia mengungkapkan, salah satu upaya yang dilakukan mengatasi inflasi adalah dengan mengadakan berbagai macam kegiatan seperti bazzar bagi pelaku UMKM, yang memang bertujuan untuk memulihkan dan menggerakkan ekonomi masyarakat. Serta, menghidari kegiatan-kegiatan yang justru akan menimbulkan tingkat inflasi. (Yusnani)