Belitung, belitongbetuah.com–Rabu sore { 9/11} Bazar Belitung Kreatif 1 dibuka Isyak Meirobie, Wakil Bupati Belitung. Bazar yang diadakan di Tanjung Pendam dan berlangsung selama 5 hari, hingga berakhir Minggu {13/11} diikuti para pelaku UMKM, terdiri dari 150 stand, 100 stand khusus kuliner dan sisanya non kuliner. Sesuai namanya Bazar Belitung Kreatif, dalam sambutannya Isyak menjabarkan makna kreatif sesungguhnya.
Kreatif terangnya, adalah proses mental, yang melibatkan pemunculan gagasan, sekaligus karangan baru. ‘’ Jadi ada proses mental. Kreatif itu kalimatnya mental,’’ katanya, sambil menyebutkan,” Sayangnya di kita gak siap jadi orang kreatif. Ketika kita memproduksi produk, tidak laku dijual, kita menyerah. Bukan kreator kita. Kita hanya produsen biasa,’’ tambahnya.
Kalau produsen biasa lanjut Isyak, tidak cocok ikut bazar ini. Sebab orang yang ikut bazar, adalah orang yang tangguh. “Beberapa kali jualan gak laku, dia ikut lagi, dia kreasikan lagi, dia inovasikan lagi, dia perbaiki dan laku. Itu baru kreatifitas. Itu orang kreatif. Jadi kreatif itu proses mental. Mentalnya teruji, baru disebut orang kreatif, jadi bukan orang biasa,’’ beber Isyak.
Lanjutnya, tujuan orang kreatif cuma dua, yakni idealisme dan pragmatisme. Kemudian, ia memaparkan tujuan tersebut dalam pengertian yang berbeda. Pertama, ada orang kreatif hanya untuk mendapatkan apresiasi seseorang. Maksudnya, ketika seseorang membuat karya, dan karya tersebut dinilai dari orang lain bagus, maka sudah puas. Ini yang disebut tujuan idealisme tadi.
Kemudian tujuan pragmatis, tidak hanya cukup dengan apresiasi saja, tapi juga harus ada nilai transaksionalnya. Dengan demikian ada kepuasan batin dan kepuasan logistik. “ Jadi, bazar ini harus menjadi gabungan keduanya,’’ imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Isyak juga menyebutkan bila karya kreatif harus bisa diakses. Bisa mengakselerasi, sehingga dapat menjadi apresiasi dan materi. Selain itu, ia sampaikan pula, bila pada pawai pembangunan lalu, pesertanya menampilkan karya-karya dengan kreasi yang keren-keren.
Sehingga ia mengusulkan bila kreasi dari pawai pembangunan tersebut dapat dipamerkan dalam bazar. “ Tahun depan kita bikin bazar yang kurun waktunya tak terlalu jauh dari pawai. Beda 2 hari. Jadi kita bisa pamerkan disini. Jadi orang bisa lihat. Kalau kemarin { saat pawai} , orang bisa lihat dengan cepat. Kali ini bisa dilihat dengan cermat. Oh ini dibikin dari bekas bungkus kopi, bekas detergen. Kalau perlu, ada kelas tutorialnya, sehingga kita bisa lebih menularkan lebih banyak orang untuk berkerasi, berkreatif dengan barang-barang yang tadinya dianggap tidak dipakai lagi,’’ saran Isyak.
Usai membuka acara, Isyak bersama dengan undangan lainnya, mengunjungi stand-stand dilokasi bazar. Dari hasil kunjungan, dirinya berharap bila selanjutnya produk-produk tersebut menjadi inkubator untuk menaikkan ke kelas berikutnya. “ Kalau kita sudah melihat produknya bagus, ini { Dinas} harus lebih jeli untuk ke level selanjutnya,’’ ujarnya.
Nantinya produk-produk tersebut harus dikurasi, dan yang berhasil lolos kurasi akan disediakan marketnya, yang bisa untuk market nasional dan global. “ Kemudian mereka harus kita dampingi. Kita punya PLUT { Pusat Layanan Usaha Terpadu}, yang terus berkembang baik. Dan nantinya produk-produk ini, harus digitalisasi. Banyak dari mereka yang jual konvensional. Sekarang kalau kita mau menggandakan penjualan, kita harus menggunakan paltform digital. Saya sudah berkomunikasi dengan banyak start up digital dan mereka siap untuk memback up-nya,’’ terangnya.
Kembali, ke kreasi-kreasi yang ditampilkan dalam pawai pembangunan yang memang keren-keren banget, seperti disampakan Isyak dalam sambutannya, ia menilai jika kemunculan idenya itu sederhana, seandainya itu ditampilkan atau dipajang dalam Bazar Belitung Kreatif.
‘’ Saya sederhana saja berpikir. Kemarin yang ikut pawai itu pakai gaun dari barang bekas. Kenapa gak kita kumpulin Kepala Dinas, Pejabat Daerah, kita bikin malam lelang. Pakaian pawai itu dari barang bekas, di lelang. Jadi pejabat beli, nanti uangnya diserahkan kepada si kreasi { pembuat}, sehingga dia dapat semangat untuk berkarya lagi, menggunakan modal itu. Atau dia akan lebih banyak produksi lagi,’’ ujarnya.
“ Cara kita memberi modal harus lebih teredukasi, kita juga memberikan apresiasi seperti itu. Itu harapan saya kepada mereka dan harapan kami untuk memulai itu. Dan, saya akan mulai dari tahun depan. Kan juara pawai terbatas, 1,2,3. kategorinya terbatas. Kenapa kita gak fasilitasi mereka untuk dipamerkan kepada masyarakat, agar masyarakat menikmati itu. Jadi ada kepuasan dan apresiasi dari masyarakat,’’ pungkasya, seolah memperjelas arti dari tujuan kreatif tadi yakni idealisme dan pragmatisme, bila 2 hal itu digabungkan dalam Bazar Belitung Kreatif. {Yusnani}