Belitung, belitongbetuah.com – Pertemuan International Sustainable Palm Oil (ISPO) 2022 pada 23 – 25 November di Belitung akan menjawab isu-isu dunia.
Pertemuan tersebut diikuti oleh 15 perwakilan negara di 2 Benua, Eropa dan Amerika. Hingga kini dari tujuh negara telah memastikan hadir dalam pertemuan tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Belitung Destika Efenly, saat ditemui usai Rapat Koordinasi Persiapan ISPO, Rabu (16/11) mengatakan perkebunan komunitas kelapa sawit, memiliki dampak ekonomi yang dibuktikan melalui Nilai Tukar Letani (NTP) di Belitung mencapai 140.
“NTP bernilai 140 menunjukkan petani bisa kembali modal dari menjual komoditas,” terangnya.
Itu berarti jelasnya, nilai tukar tersebut menunjukkan hasil usaha sawit bisa untuk daya beli petani yang tinggi atau mengindikasikan kesehatan petani.
Tak hanya itu, perusahaan perkebunan kelapa sawit di Belitung memiliki nilai biak dalam Penilaian Usaha Perkebunan (PUP) diangka 75 persen.
Maka demikian, pertemuan ISPO di Belitung ini sekaligus sebagai upaya mempromosikan Belitung sehingga memberikan multiflier effect, baik pada saat pertemuan maupun di masa mendatang.
Menurutnya pertemuan ini juga menjadi momentum menjawab isu-isu dunia terkait pembukaan lahan sawit. Berkaitan dengan isu kerusakan lingkungan dan pemanasan global.
Disamping itu, juga akan membahas isu yang menyebabkan turunnya harga minyak sawit dunia. “ Ini perlu dipertegas, bahwa hal tersebut tidak benar,” tukasnya. (Arya)