Belitung, belitongbetuah.com – Belitung akan menjadi lokasi pertemuan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) in American and European Market. Pelaksanaannya pada 23 – 25 November 2022 mendatang.
“Pesertanya ada 15 Dubes (Duta Besar) negara asing untuk Indonesia, yang tinggalnya di Jakarta,” kata Development Kementerian Luar Negeri RI, Kun Rizki Putranto dalam Rapat Koordinasi dan Kunjungan awal Persiapan tersebut, Rabu (16/11).
Dari 15 kedutaan besar yang menyatakan ikut dalam pertemuan itu, baru 7 orang yang sudah dipastikan hadir yakni Dubes Belgia, Norwegia, dan Chile. 4 Wakil Dubes dari Inggris, Meksiko, Switzerland dan Czech.
“Sisanya belum terkonfirmasi,” Rizki.
Kedatangan mereka tanggal 23 November, langsung melaksanakan rapat di Hotel Sheraton – Belitung. Selanjutnya, pada hari kedua dijadwalkan berkunjung ke perusahaan sawit PT SMM.
“Kunjungan diperusahaan sawit ditanggal 24 ke PT SMM, karena sebelumnya kami sudah pernah berkunjung ke sana,” terang Rizki lagi, sembari mengatakan tanggal 25 nya, acara selesai dan para peserta akan kembali.
Disampaikan Rizki, dipilihnya Belitung pada pertemuan Internasional, selain Belitung dinilai potensial dari segi sektor perkebunan kelapa sawitnya, nilai plusnya pemandangan alam yang indah.
“Kami juga habis ini, rencananya ingin berkunjung ke beberapa tempat yang ada disini, karena katanya, Belitung ini indah. Maklum kami baru pertama kali kesini,” ungkapnya seraya menyebutkan alasan Belitung dipilih pelaksanaan ISPO dari 2 benua.
Mereka datang ke sini sebut Rizki, untuk melihat bagaimana pengelolaan minyak kelapa sawit di Indonesia.
Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) In American and European Market ini sebagai penerimaan standarisasi pembangunan berkelanjutan (SDGs). Prinsip universal dalam perdagangan komoditas minyak nabati dunia.
Terkait pertemuan nanti, Ia sampaikan di hari pertama, pada malamnya diagendakan Bupati Belitung, akan memberikan presentasinya kepada peserta ISPO.
Menanggapi Belitung bakal di gelar pertemuan internasional ISPO, dalam Rakor tersebut Bupati Belitung Sahani Saleh (Sanem) menjelaskan, meski kecil, tetapi Pulau Belitung ini memiliki banyak keunikan. Di dalamnya, tidak hanya potensial pada sektor sawit, tapi juga Lada, tambang dan pariwisata yang mendunia.
“ Terlebih Belitung memiliki banyak lahan eks tambang. Sekarang lahan tersebut sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk perkebunan kepala sawit,” bebernya.
Meski ada isu yang menggembar gemborkan kalau tanaman kelapa sawit banyak menyerap air, dampaknya tidak mengakibatkan Belitung sampai kekeringan.
“Jadi cocok lokasi yang dimanfaatkan eks tambang ditanami sawit, karena disana kan banyak airnya dari bekas tambang dulunya,” ujar Sanem.
Selain itu, Belitung sudah berpengalaman memfasilitasi pertemuan bertaraf internasional, sebab sudah belajar banyak dari perhelatan DMM G20 pada September lalu.
Melihat agenda ini cukup menguntungkan bagi Belitung, sebagai daerah destinasi wisata, Sanem menita pada panitia penyelenggara, agar Pemkab BeIitung dilibatkan. “Tapi tolong libatkan kami juga nanti,” katanya. (Arya)