Kepala BKKBN, Tinjau Puskesmas Tanjungpandan dan Kukuhkan Orang Tua Asuh Anak Stunting

oleh -

Belitung, belitongbetuah.com Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, Dr. (Hc). dr. Hasto Wardoyo meninjau pelayanan KB di Puskesmas Tanjung Pandan, Rabu, (1/3/2023)

Ia didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Babel dan Bupati Belitung. Menurutnya, pelayanan KB kepada masyarakat di Puskesmas tersebut cukup bagus.

Terlebih, Puskesmas Tanjugpandan telah memiliki poliklinik khusus untuk layanan KB. “Seperti pelayanan untuk KB susuk, Intra Uterine Device (IUD) atau implan,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Hasto juga melakukan pemasangan KB implan secara langsung kepada salah seorang akseptor atau peserta KB.

Hasto juga mengajak Belitung menggalakkan pemasangan KB setelah melahirkan, guna mengantisipasi terjadinya kehamilan atau kelahiran yang tidak dikehendaki.

“Siapa saja yang selesai melahirkan seharusnya memakai kontrasepsi untuk melindungi kelahiran atau kehamilan yang tidak dikehendaki,” imbuhnya.

Terkait fasilitas pelayanan kesehatan, Hasto menyarankan dapat bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana setempat, sehingga alat alat kontrasepsi bisa didistribusikan ke semua faskes.

“Baik ke faskes yang negeri ataupun swasta, tentunya melalui MOU dengan dinas KB di daerah,” ujarnya.

Usai melakukan peninjauan, rombongan melanjutkan ke Gedung Serbaguna Pemkab Belitung, dalam rangka menghadiri Orientasi TPK bagi kader, pengukuhan bapak/ibu asuh anak stunting serta pengukuhan duta genre desa/kelurahan di Kabupaten Belitung.

Terdapat, empat orang tua asuh anak yang dikukuhkan Yakni Bupati, Wakil Bupati, Danlanud H. AS Hanandjoeddin beserta istrinya.

Ditemui usai acara, Hasto mengatakan bapak asuh anak atau orang tua asuh anak itu penting, sehingga diharapkan bisa menggerakkan yang mau nikah.

Jadi, mereka yang mau nikah, sebelumnya di periksa dulu, apakah mereka siap nikah, terus siap hamil, sehingga nanti muncul sertifikat pranikah, baru setelah itu dinikahkan.

Sambungnya, di Belitung sendiri, tahun 2022 lalu, orang yang nikah rata-rata dalam sebulan ada 150 orang. Kalau setahun, berarti hampir 1.500 orang. Dari total tersebut, pada tahun yang sama, terdapat 1.200 ibu hamil.

Dari jumlah itu, ibu hamil yang masuk kategori pengantin baru, jika stuntingnya 20 persen, artinya di Kabupaten Belitung menghasilkan sekitar 240 stunting, setiap tahunnya.

“Kalau itu masih bisa di cegah, waduh luar biasa,” tandas Hasto. (Arya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *