Belitung, belitongbetuah.com – Stakeholders Dialogue On The Development Of The ASEAN Blue Economy Framework menjadi rangkaian pembuka Pertemuan Asean Economic Integration (HLTF-EI) and Related Meeeting, Rabu (01/03/2023) di Northem Light Ballroom Sheraton Hotel dan Resort Belitung.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh ASEAN secretariat dan delegasi dari Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipine, Thailand, Vietnam, Singapore, Cambodia, Brunei Darussalam serta sejumlah undangan lainnya seperti Korea Selatan, ERIA dan GIS.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. Edi Prio Pambudi, mengungkapkan pemilihan Belitung sebagai lokasi pertemuan dikarenakan potensi ekonomi dari sektor kelautan yang sesuai dengan isu utama Blue Economy.
Hotel Sheraton Belitung juga sengaja dipilih, karena memiliki, view pantai yang indah, alasan lain yaitu view hotel ini langsung menghadap ke mercusuar/menara yang dijadikan pemandu bagi kapal-kapal yang berlayar.
“Kita disini untuk menuntun para pemimpin kita dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya ekonomi biru,” kata Edi Prio dalam sambutannya.
Menurut Edi Prio, para pemimpin Negara Asean pada pertemuan ke ke-38 Asian Summit tahun 2021 setuju untuk mendeklarasikan Blue Economy. Para Anggota berkomitmen untuk memilih pemanfaatan kelautan dan perairan secara inklusif dan berkelanjutan.
“Kerangka kerja akan memperkuat komitmen ASEAN dalam kerjasama regional pada Blue Ekonomi ” ungkapnya.
Sementara itu, Pj. Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Drs. Ir. Ridwan Djamaludin, mengatakan bahwa terpilihnya Belitung sangatlah tepat untuk membicarakan blue economi dan memiliki banyak aspek keunikan tentunya yang berkaitan dengan pembahasan.
“Laut kami diprediksi memiliki potensi kelautan $2,5 triliun ditambah potensi perairan lainnya dengan nilai market kelautan sebesar $3 triliun setiap tahunnya atau setara 5% GDP global ” beber Ridwan.
Terlebih lagi, Provinsi Bangka Belitung merupakan salah satu daerah dengan extraordinary potensi ekonomi maritim, seperti wisata maritim, perikanan tangkap, perikanan budidaya dan produk olahan perikanan.
Sangat diharapkan ada dampak jangka pendek, menengah dan panjang dalam arah pengembangan ekonomi biru melalui kebijakan ditingkat nasional regional dan lokal termasuk adanya intervensi anggaran hingga kerjasama antar negara.
“ Ekonomi biru harus dipandang serius demi kemajuan Kepulauan Bangka Belitung dimasa yang akan datang,” tukas Ridwan. (Arya)