Belitung, belitongbetuah.com – Bupati Belitung Sahani Saleh (Sanem) membuka program Gema Sabuk Amang di Tanjungpendam, Rabu (24/5).
Gema Sabuk Amang adalah Gerakan masyarakat gemar makan sayur, buah, umbi-umbian, kacang-kacangan dan ayam merawang, merupakan program Provinsi yang hari ini di lakùkan di Belitung.
Pada kesempatan itu, Sanem meminta agar Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung lebih sering melaksanakan program peningkatan inovasi di Kabupaten Belitung agar terjadi kesetaraan, seperti Gema Sabuk Amang ini.
“Jadi tolong di Belitung juga sering-sering dilaksanakan agar terjadi kesetaraan, karena Provinsi ini -kan bukan hanya Bangka, tapi terdiri dua pulau,” kata Sanem.
Lanjutnya, gerakan masyarakat ini untuk memberikan kesadaran masyarakat untuk mengatur pola konsumsi pangan yang berimbang, bergizi dan beragam, serta diharapkan bisa meminimalkan angka stunting.
Terkait strategi meminimalkan angka stunting di Belitung, persoalannya ujar Sanem bukan dari asupan makan yang harus ditingkatkan, tapi lebih kepada pola asuh, karena pemenuhan protein masyarakat sudah mencukupi.
- Baca Juga: Kini, IGD Puskesmas Sijuk 24 Jam, Resmi Dioperasikan, Petugas Medis Wajib Standby di Tempat
“Problem yang kita hadapai bagaimana pola asuh. Kami sudah punya program dari jauh-jauh hari mengenai garis ketahanan keluarga sampai membina generasi yang betul-betul memiliki SDM unggul,” bebernya.
Untuk program itu sendiri jelas Sanem, kini sedang dijalani Pemda Belitung melalui program inovasi Baguk (bagi bibit gratis untuk kampong) dan program Ambong (Asistensi dan asupan makanan tambahan untuk balita dan ibu mengandung).
Sebutnya, 2 inovasi tersebut merupakan program inovasi yang telah dijalankan untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan harapan meningkatkan perekonomian masyarakat dan asistensi dan pencegahan stunting.
Hanya saja, stunting ini kata Sanem, setelah didata secara by name by address permasalahannya adalah kelahiran yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, ke depannya ia meminta secara khusus untuk memfokuskan penanganan stunting dalam rangka menuju bonus demografi tahun 2030.
“Kalau kelahiran tidak diinginkan tidak dituntaskan, tidak sudah-sudah mewujudkan daerah kita sebagai daerah makmur dan sejahtera, apalagi untuk menghadapi bonus demografi,” pungkasnya. (Arya)