Nilai Kualitas Bujang Dayang Mumpuni: Isyak Minta Mereka Diberi Porsi Lebih, Jangan Hanya Sebatas Pagar Ayu

oleh -

Belitung, belitongbetuah.com – Sabtu malam (15/7), bertempat di Tanjungpendam, malam puncak Pemilihan Bujang Dayang Belitung di gelar. Setelah melalui seleksi yang ketat, Ratsan Al-Ghifari dan Jessica terpilih jadi Bujang Dayang Belitung 2023, menyisihkan 44 finalis lainnya.

Terhadap perhelatan tersebut, Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie mengatakan pemilihan Bujang Dayang tahun ini naik kelas. Pentasnya bagus, performance-nya bagus, finalisnya semakin baik mulai dari kostumnya, dari persiapan mentalnya kemudian manajemen konteks juga baik.

“Jadi semua berjalan dengan bagus. Saya senang naik kelas. Dan saya harap mereka yang terpilih, yang benar menjadi representasi duta wisata yang bisa mengangkat Belitung sesuai tema tadi, Belitung to the world,” ujar Isyak ditemui usai acara.

Sambungnya, “Ini tidak mudah. Karena ini bukan ada pertanyaan untuk memenangkan siapa, tapi ini menjadi konsep dasar bagi mereka untuk membimbing mereka menuju visi itu. Itu yang paling penting”.

Ia juga menyarankan setelah terpilih siapa yang menjadi Bujang Dayang Belitung tahun 2023, mereka jangan hanya sekedar menjadi pagar ayu untuk menyambut tamu. Ia minta di tempatkan jika ada acara-acara pariwisata di luar Belitung diajak, untuk menyampaikan apa yang dimiliki Belitung dan bisa memaparkannya.

“Jadi di forum internasional mereka harus hadir. Setelah terpilih ini mereka harus memperbahrui, dan meningkatkan kemampun meraka,” imbuhnya.

Sehingga, hasil dari ajang tersebut bukan hanya berhenti di sini. Mereka harus menyiapkan diri mereka, ketika nanti diutus mereka mampu. “Kan nanti ada jenjang berikutnya, misalnya Bujang Dayang provinsi, duta provinsi. Nasional dan itu saingangannya mengerikan,” ujarnya.

“Mental juga harus dikuatkan, saya tadi melihat mereka gugup ya. Jawaban-jawaban yang gugup, mereka mengerti, tetapi penyampaiannya salah. Jadi itu (mental) yang harus kita persiapkan,” tambahnya.

Menurut Isyak, Bujang Dayang bukan hanya sekedar program tahunan, jangan hanya jadi seremonial. Selesai gemanya, kemudian mereka hanya dijadikan pagar ayu, menerima tamu, jangan hanya seperti itu.

Dalam pandangan Isyak, yang selalu mengevaluasi, Bujang Dayang harus diberi porsi lebih sebagai duta pariwisata Belitung dalam menjalankan tugasnya.

Ia mencontohkan, waktu G-20, World Ocean Assessment, ASEAN yang dilegar terakhir kemaren. Ia melihat Bujang Dayang kita sangat kental berbahasa asing. Sehingga, ia memberikan waktu kepada mereka untuk diskusi dengan para menteri dari negara G 20,

“Dan mereka lakukan itu walaupun bahasa kita enggak langsung mirip seperti mereka. Setidaknya saling memahami dengan bahasa yang kita sudah kuasai. Semua itu bisa menciptakan keakraban dengan cara kita mengklaim bagaimana Belitung dan potensi apa yang kita miliki,” ujar Isyak melihat peran Bujang Dayang Belitung, seperti disampaikannya dalam kata sambutan.

Tambahnya, itulah tugas Bujang Dayang, bisa mengangkat nama kita dan menjadi duta kita di manapun berada. “ Ingat loh ya, Bujang Dayang itu mungkin statusnya bisa berakhir setiap tahun. Tapi itu melekat sepanjang hayat kita, itu duta terukir terpatri dalam diri kita, di manapun berada,” tukasnya.

“ Saya mungkin nanti akhir tahun pensiun jadi Wabub, tapi juga kita terpatri, tanggung jawab moril kepada masyarakat. Yah, kita pernah menjabat dan itu akan terus menjadi sebuah beban moril sekaligus pertanggungjawaban sosial kita untuk kemajuan daerah,” lanjutnya.

Karena itulah, Isyak mengharapkan ajang ini bisa mengukir prestasi sekaligus meninggalkan Legacy. Legacy itu adalah mewariskan sesuatu yang monumental saat kita menjabat. Jangan sekali lagi, kita hanya membranding diri kita sendiri, tapi nggak membranding daerah.

“Batu Garuda di branding dengan Muri, Bujang Dayang bisa membranding Belitung. Dengan cara apa, ikut jenjang prestasi yang lebih tinggi, sini ada Putri Indonesia berbakat yang menjadi dewan juri. Saya harapkan belajar lebih banyak dengan dia. Bagaimana Bujang Dayang yang diselenggarakan secara bertahap naik kelas, ikut Putri Pariwisata provinsi, naik lagi ke Putri pada nasional, naik lagi ke Putri Indonesia dan seterusnya,” tuturnya lagi.

Lebih lanjut ia katakan, pada dasarnya ada banyak jenjang yang bisa diikuti. Kalau dulu ada Sonia jadi Putri Indonesia sehingga bisa mengenalkan nama besar Belitung. Orang mengenal Sonia itu orang Belitung, dan itu bisa membuat orang penasaran dengan Belitung.

“Bujang Dayang harus menjadi ikon dan pusat perhatian, bukan karena pesona lokalnya, tapi karena memang dia. Begitu orang lihat dia adalah representasi dari Belitung itu sendiri,” pungkasnya. (Arya)


Yuk, ikutin terus perkembangan informasi seputaran Belitong melalui media online belitongbetuah.com atau cukup meng-klik link Fanpage Facebook -nya Belitong Betuah yang selalu menyajikan berita terlengkap seputaran Belitong yang kami update…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *