Belitung, belitongbetuah.com– Usai pertemuan di kantor Foresta yang berada dalam lokasi perkebunan sawit di Desa Kembiri, Kamis (20/7) dan belum membuahkan hasil, ribuan masyarakat beralih ke Pabrik. Pintu pabrik ditutup, masyarakat menunggu di luar. Tak ada aksi dan orasi di situ, sebab mereka memutuskan bertolak ke Kantor Bupati, guna rapat lanjutan yang sempat terhenti, akibat ada kekisruhan.
Martoni selaku Korlap Desa Kembiri, memberitahukan pada masyarakat, siapa yang mau ikut ke kantor Bupati dipersilahkan, tapi bila ada keperluan lain jangan ikut. Sekitar pukul 15.30 wib, rombongan masyarakat datang ke Kantor Bupati. Beberapa aparat keamanan sudah berjaga- jaga di halaman kantor Bupati, 2 pintu gerbang ditutup.
Semula, masyarakat hanya diperbolehkan menunggu di luar pagar. Namun setelah Martoni menjamin, kalau massa tidak akan berbuat onar dan tetap tertib menunggu rapat lanjutan, massa diperbolehkan masuk ke halaman kantor Bupati.
Sambil menunggu pertemuan itu, seperti yang dijanjikan Martoni, nyatanya massa terlihat santun. Mereka dengan sabar menanti hasil pertemuan itu. 6 Korlap dari 6 desa yang merupakan wakil masyarakat masuk ke dalam ruang Pemkab Belitung. Peserta rapat yang hadir masih sama, dengan yang di Foresta tadi, Cuma minus 2 Tokoh Adat yaitu Kik Mukti dan Kik Marza serta minus Sugeng Manager Perkebunan Foresta.
Di Kantor Bupati, mereka diterima Adnizar selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Belitung, mewakili Bupati dan Wakil Bupati Belitung yang tengah berdinas. Secara keseluruhan, bahasan rapat di ruang Pemkab Belitung tak jauh berbeda dengan yang sebelumnya, di Kantor Foresta.
Pihak PT Foresta Lestari Dwikarya, masih tetap dengan prinsipnya, yakni fasilitasi 20% kebun masyarakat di luar HGU dan bentuk kemitraan lainnya. Sementara, masyarakat tetap meminta 20% plasma dari HGU. Cuma bedanya, kali ini pihak perusahaan akan memberikan 20% plasma dari HGU mereka, asalkan sudah ada persetujuan dari para pemegang saham melalui RUPS.
Merasa belum mendapatkan hasil, Martoni dalam rapat itu mengatakan, bila demikian halnya, sambil menunggu hasil keputusan dari perusahaan, masyarakat akan menutup Pabrik kepala sawit di sana.
Begitu rapat usai, Martoni langsung berbicara kepada masyarakat yang menunggu di luar. “ Kami bersama yang lain melakukan audensi, belum ada keputusan. Beliau (Fikridzal), perwakilan Foresta} masih bicara fasilitasi-fasilitasi terus. Sementara kita bicara kebijakan perusahaan yang beroperasi di tempat kita. Betul,’’ ujar Martoni. ‘’ Betul,’’ teriak massa bersamaan.
‘’Jadi dalam hal ini, apabila dia masih bicara peraturan terus, peraturan terus. Kita juga punya aturan, betul tidak. Tadi kesepakatan kita di dalam, kami harapkan kepada Bapak Bupati atau yang mewakili, Pak Ketua DPR, Pak Kapolres, Pak Dandim, dari Dinas Pertanian, dalam hal ini usut tuntas perusahaan Foresta. Jadi kita sama-sama tahu perusahaan Foresta yang sebenarnya, seperti apa dan bagaimana, karena sama-sama kita ketahui perusahaan Foresta melakukan aktivitas perkebunan kelapa sawit di luar HGU,’’ katanya.