41 Persen Angka Miskin Ekstrem di Belitung, Isyak Minta Kemenko PMK Kroscek Data, Dengan Metode Yang Benar

oleh -

Belitung, belitongbetuah.com – Wakil Bupati Belitung, Isyak Merobie meminta Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK)  ketika mempublish data kemiskinan ekstrem di Belitung menggunakan metode yang benar dan sesuai fakta di lapangan.

IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-09DESAAIKRAYAK
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-10DESAAIRMERBAU
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-11DESAPERAWAS
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-12DESAKACANGBUTOR
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-28DESATANJUNGRUSA
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-16DESAAIKPELEMPANGJAYA
previous arrow
next arrow
Shadow

Berdasarkan data kemiskinan ekstrem dari Kemenko PMK yang dipaparkan oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Belitung, dalam rapat koordinasi pada Jumat (4/8/2023) ada 41 persen penduduk Belitung miskin ekstrem.

“Tolong dikroscek dengan metode yang benar dan fakta di lapangan, karena ini akan menyulitkan daerah untuk melakukan treatment,” kata Isyak kepada BB usai Rapat Koordinasi Kemiskinan di Ruang Pertemuan BAPPEDA.

Sebut Isyak, kemiskinan harus ditanggulangi, tapi kalau angkanya tidak mixed dan sumbernya tidak jelas, dan bertolak belakang dengan apa yang kami (Daerah) punya, tentu akan membuat tidak percaya dengan data-data yang disampaikan (Pusat).

“Ini gak masuk akal, karena ada 41 persen dari total penduduk Belitung yang dianggap miskin ekstrem,” tukasnya.

Secara gamblang Isyak katakan, berarti bila dari 10 orang yang ada, 4 orang masuk kategori miskin.

“Yang extrem loh, bukan miskin biasa loh. Miskin yang parah,” tukasnya.

IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-18PADANGKANDIS
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-26DESAKEMBIRI
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-23DESASIJUK
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-24DESAAIRSAGA
previous arrow
next arrow
Shadow

Sehingga menurutnya, data Kemenko PMK yang disampaikan Dinsos tidak bisa dipertanggung jawabkan. Untuk itu, Pemkab Belitung akan berkirim surat kepada Kemenko PMK berdasarkan data kemiskinan ekstrem yang ada di Kab. Belitung.

Supaya sambung Isyak, Kemenko PMK memberikan atensi atau perhatian khusus kepada Kabupaten Belitung. Untuk mencari tahu apa perbedaan data yang sangat ekstrem dan kemiskinan esktrem.

“Jadi ini bukan miskinnya yang ekstrem, tapi datanya yang ekstrem,” seraya menjelaskan, berdasarkan data BPS tahun lalu, kemiskinan ekstrem di Belitung turun, dari 7 poin lebih, menjadi 6 sekian.

Tambahnya, pertumbuhan ekonomi 5,71 lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi nasional. Begitu pula dengan angka buta huruf semakin turun, akses pendidikan semakin naik, IPM semakin naik, desa maju semakin banyak.

Terkait desa maju di Kab. Belitung pada tahun 2021 terdapat 29 desa maju di Belitung, tahun 2022 naik menjadi 37 desa maju dari 42 desa yang ada. Artinya hanya tinggal 5 desa yang belum maju.

“Jadi semua data 77.043 orang miskin ekstrim dibanding dengan 187 ribu orang di Belitung, itu gak masuk akal,” tandas Isyak.

Bila data ini dibiarkan, maksudnya mengacu data Kemenko PMK, akan terjadi sebuah persepsi buruk dari investor maupun Kementrian yang lain. Sebab Belitung akan dinilai salah memilih sektor wisata untuk kemajuan ekonomi.

Pasalnya, dengan memilih sektor wisata, yang justru berdampak pada banyaknya orang miskin, lalu akhirnya,” Buat apa penerbangan Internasional, buat apa ada KEK, buat apa Unesco kalau masih banyak orang miskin, bahkan bertambah drastis,” tukasnya.

“Jadi ini kontradiktif. Dan APBD akan dipakai hal-hal yang tidak perlu, sebab mubazir mengintervensi penurunan kemiskinan yang tidak terjadi,” pungkasnya. (Arya)


Yuk, ikutin terus perkembangan informasi seputaran Belitong melalui media online belitongbetuah.com atau cukup meng-klik link Fanpage Facebook -nya Belitong Betuah yang selalu menyajikan berita terlengkap seputaran Belitong yang kami update…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *