Belitung, belitongbetuah.com – Gedung Baru Klinik Utama Bakti Timah diresmikan Bupati Belitung Sahani Saleh (Sanem), Sabtu (5/8).
Dalam sambutan, Sanem mengatakan, klinik ini merupakan bagian dari upaya mendorong pembangunan di bidang kesehatan sesuai titik fokus Pemerintah.
Imbuhnya, Klinik Utama Bakti Timah harus memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat Belitung. Dengan harapan, bisa membantu Pemda dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan dan dijadikan sebagai medika tourism.
“Kita ini sebagai tempat wisata maritim, wisata bahari yang sudah dikembangkan menjadi geopark. Pengemudi (wisatawan) yang datang ke Belitung bukan hanya diving tapi sudah ada club mencari ikan,” kata Sanem dalam sambutannya.
Pada kesempatan itu, Sanem juga menyinggung bahwa Aset PT Timah masih banyak yang belum dimanfaatkan seperti yang ada di Belitung dan Belitung Timur. Karena itulah, akhirnya terbengkalai.
Sehingga, ia menyarankan, peninggalan PT Timah jangan dibiarkan begitu saja. Seperti halnya bangunan yang berada di belakang Klinik Utama Bakti Timah, yang sekarang sudah seperti tempat “huka-huka”.
Menurutnya, jika bangunan itu dimanfaatkan akan memperindah kecantikan Tanjung Pendam, sehingga PT Timah tidak memberikan kesan habis manis sepah dibuang.
“Itu tidak boleh dibiarkan begitu saja, tapi harus ditingkatkan sesuai dengan kondisi daerah kita, Pariwisata. Aset PT. Timah ini bisa dimanfaatkan, sehingga dapat memberikan kontribusi kepada daerah,” tukasnya.
Ia juga mengatakan, sejauh ini banyak mantan karyawan PT Timah menjadi miskin, bahkan yang dulunya mempunyai rumah, sekarang sudah banyak yang dijual.
Seharusnya tidak seperti ini kejadiannya, karena kejayaan PT Timah, jika berbalik ke belakang, sejak dirinya masih kecil, karyawan PT Timah mendapatkan baju bagus, saat lebaran dan mendapatkan asupan gizi yang cukup.
“Kita melihat, orang PT Timah kalau lebaran dapat baju bagus, dapat mentega, dapat keju, kacang. Kalau kayak kita sih, dak terlepas dari singkong. Jadi mungkin orang yang paling beruntung, sebetulnya orang PT Timah,” ungkapnya.
Tidak sampai di situ, ia juga mendapatkan laporan kalau PT Timah tidak lagi mengirim timah, karena selama ini yang mengirim timah keluar dari Beliung tidak ada merek dari PT Timah.
“Ke mana PT Timah ini, dak gik nambang atau ke mana. Kalau gak salah ada beberapa puluh ton laporan, karena setiap keluar kan ada laporan. Gak ada punya PT Timah,” bebernya lagi.
Hal itu, membuat Sanem merasa curiga, jika yang mengirim timah keluar dari Belitung pihak swasta. “ Terus terang saja, Belitung hanya mendapatkan royalti 3 persen dari timah, itu pun 4 – 5 tahun sekali baru dibayar. Persoalan-persoalan ini mungkin yang ada di daerah kita,” pungkas Sanem. (Arya)
Yuk, ikutin terus perkembangan informasi seputaran Belitong melalui media online belitongbetuah.com atau cukup meng-klik link Fanpage Facebook -nya Belitong Betuah yang selalu menyajikan berita terlengkap seputaran Belitong yang kami update…