Pesan Sanem di Hari Kemerdekaan, Terus Tanggapannya Mengenai Tindakan Masyarakat di Foresta

oleh -
IKLANHJKT2025-05DESAAIRSERUK
IKLANHJKT2025-03CAMATTANJUNGPANDAN
IKLANHJKT2025-04PMI
IKLANHJKT2025-02BKDSDM
IKLANHJKT2025-01DIREKTURRSUDMarsidiJudono
IKLANHJKT2025-06DESAJURUSEBERANG
previous arrow
next arrow
Shadow

Belitung, belitongbetuah.com — Bupati Belitung Sahani Saleh (Sanem), selaku Pembina Upacara peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke- 78, yang dilakukan di halaman Kantor Bupati pada Kamis pagi (17/8/2023), berpesan kepada masyarakat Belitung wajib mensyukuri, karena kita telah ditakdirkan lahir di zaman kemerdekaan.

IKLANHJKT2025-13DESAKECIPUT
IKLANHJKT2025-09DESATANJUNGRUSA
IKLANHJKT2025-08DESATANJONGTINGGI
IKLANHJKT2025-10DESAKEMBIRI
IKLANHJKT2025-14DESABADAU
previous arrow
next arrow
Shadow

Sebutnya, bila kita melihat jauh ke belakang, dari tahun ke tahun telah berupaya membangun bangsa dengan tujuan menyejahterakan masyarakat. Namun masyarakat juga harus bisa melakukan introfeksi.

“Peran aktif dari masyarakat dari beberapa sektor, dalam hal untuk ngembangun diri sendiri diera kemerdekaan ini,” kata Sanem ditemui usai acara pengibaran bendera.

Hal itu, karena perjuangan ditujukan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Begitu pula, dalam kita mengisi kemerdekaan. Pemerintah hanya sebagai Pelaksana.

Sehingga, dibutuhkan peran aktif dari rakyat, di mana penerjemahannya ada pada Dewan Perwakilan Rakyat.

Namun terhadap masyarakat Belitung, khususnya yang melalukan aksi demonstrasi di PT. Foresta Lestari Dwikarya yang melakukan pembakaran kantor dan operasionalnya, Sanem menyebutkan kejadian tersebut, tidak pernah ingin diharapkannya.

“Kita kan sudah berbuat, berbuat itu memang tidak mudah, butuh waktu, butuh prosedur, perlu aturan, proses dan sebagainya,” tukasnya.

Jadi, ia menyayangkan, masyarakat langsung melakukan tindakan tersebut. Kemudian dalam kejadian itu banyaknya tuntutan sepihak, tanpa komunikasi.

“Itu kan dasar kemarik katenye, informasi awal mereka minta kepada perusahaan supaya sawit yang berada di luar HGU jangan dipanen,” jelasnya.

Namun rupanya, perusahaan itu memanen kelapa sawit miliknya yang berada di luar HGU, sehingga membuat masyarakat lepas kontrol, padahal sudah dilakukan pengukuran sebelumnya dan sawit yang berada di luar HGU jangan dipanen.

“Tahu-tahu mereka (PT. Foresta) memanen, itu lah lepas kontrol akhirnya masyarakat, karena sudah ada kesepakatan itu,” sebutnya. (Arya)


Yuk, ikutin terus perkembangan informasi seputaran Belitong melalui media online belitongbetuah.com atau cukup meng-klik link Fanpage Facebook -nya Belitong Betuah yang selalu menyajikan berita terlengkap seputaran Belitong yang kami update…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *