Tanjung Pandan, belitongbetuah.com – Perputaran uang yang cukup besar dibalik keresahan Kepala Desa Juru Seberang terhadap aktivitas tambang ilegal. Di duga ditunggangi berbagai pihak.
Hal itu seperti diceritakan oleh salah seorang penambang yang tidak ingin disebutkan namnya, lantaran takut menjadi incaran dari sejumlah oknum yang terlibat.
Sebut saja Cecep namanya (Nama Samaran), ia bercerita begitu banyak orang yang pernah menambang di Juru Seberang. Dalam sehari bisa mendapatkan lebih dari sekarung awalnya, sehingga mengundang para penambang lainnya berdatangan, meskipun ia tidak tahu kapan aktivitas disana berlangsung.
Tapi untuk menambang disana, kata dia, tidak gratis, dengan embel-embel untuk koordinasi atau ditukar dengan informasi agar tidak terjaring penertiban.
“Kini kamek di infoek kalok ade razia nak masok ke sebrang,” kata Cecep kepada BB, sabtu (7/10/2023) sembari mengarakan, tidak tahu pasti kapan aktivitas tambang disana kapan berlangsung, karena saat Cecep masuk aktiviras disana sudah berlangsung.
Lebih lanjut Ia mengatakan, ia bersama penambang lainnya, pertama kali ia masuk, aktivitas disana berlangsung 3 – 4 minggu berjalan tanpa kendala. Selebihnya tidak berjalan kondusif, karena menambangnya sudah mengarah ke jalan.
“Jadi biak-biak (penambang) makan sikit-sikit kejalan, uda itu ditertipek. Sehari, duak hari jalan pulak, tapi agak ngenjao dari jalan,” ujarnya
Lebih lanjut ia menceritakan, lalu tambang di Juru Seberang kambali beroprasi sampai satu minggu lebih, sampai akhirnya sedikit demi sedikit penambang keluar, karena timah -nya sudah menipis.
Selang 3 – 4 hari tidak jalan, ada oknum yang kembali menambang yang mengarah ke jalan sedikit demi sedikit, sampai akhirnya jalan hampir putus.
Namun sayangnya, bila situasi jalan sudah hampir putus, cukup banyak penambang yang saling lapor. “Biar ada tumbal, jadi lah masing-masing ngambik video. Siape nok jalan terakhir di videokan termasuk oknum nok jalan juak disana,”
Namun ia sangat menyayangkan bila kondisi sudah seperti itu, selalu penambang yang disalahkan, padahal para penambang sudah membayar dan itu tercatat dibuku berwarna merah.
Melihat kondisi dan situasi sudah seperti itu, sedikitnya beralih ke lokasi lain yang letaknya masih di desa yang sama. “Kabarnye bakau juak abis disanak. Tapi sekarang dak tahu agik jalan ape endak, tapi kabar se disanak agik jalan, jalanye malam diam-diam,” pungkasnya. (Arya)
Yuk, ikutin terus perkembangan informasi seputaran Belitong melalui media online belitongbetuah.com atau cukup meng-klik link Fanpage Facebook -nya Belitong Betuah yang selalu menyajikan berita terlengkap seputaran Belitong yang kami update…