Belitung, belitongbetuah.com — Sebagai Ketua Tim Penanganan Stunting, Isyak Meirobie Wakil Bupati Belitung sayangkan anggaran untuk Dinas Kesehatan dan PMD kecil dalam penanganan stunting. Sebutnya dana insentif dari Pusat ini di dapat karena kinerja, bukan karena kasihan.
Sehingga, seharusnya dalam penganggaran, dirinya dilibatkan. Namun jangankan dilibatkan, diajak bicara pun tidak. Padahal sebagai Ketua Tim, ia tahu persis permasalahan stunting. ‘’ Semestinya, ketika floating anggaran itu, saya diajak bicara. Kita melibatkan semua stakeholder yang dari waktu ke waktu kita evaluasi, jadi kita tahu.’’
‘’Kita mau intervensinya di sebelah mana, di aspek mana perlu penekanan. Apakah makanan tambahan sudah diberikan dengan baik, apakah alat ukurnya sudah standar internasional. Mestinya anggaran itu benar-benar untuk mengentaskan stunting, karena alokasinya memang ke sana.’’
‘’ Katakanlah untuk stimulasi, untuk nelayan dan segala macam untuk meningkatkan produksi, tapi ujungnya nanti ada bazar di tempat-tempat desa yang stuntingnya tinggi. Oke, ini masih masuk. Tapi kalau menyimpang, saya tidak bertanggung jawab,’’ tukasnya.
Sehingga dari hasil rapat koordinasi stunting yang diadakan di Bappeda, Rabu { 29/11/2023} ditemui usai acara, terhadap soal alokasi tersebut, Isyak menilai ada bagian-bagian yang ditingkatkan anggaran, terutama bagi Dinas Kesehatan dan PMD. ‘’ Mestinya ini lebih besar, tapi sayangnya anggaran { untuk mereka } kecil,’’ sebutnya.
Dari 12 Miliar dana insentif yang di dapat Pemkab Belitung, penggunaannya ditujukan untuk menuntaskan kemiskinan ekstrim dan penanganan stunting. Dari nilai tersebut 5 miliar lebih untuk stunting. Anggaran pada Bidang Kesehatan senilai Rp 1.500.000.000, sedangkan Bidang Pengendalian dan Keluarga Berencana sebesar Rp 596. 516. 450, kemudian Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa senilai p 403.483.550.
Terbesar untuk Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat senilai Rp 3.011.300.000. Adapun total dana yang dialokasikan bagi penanganan stunting sebesar Rp 5.107.816.450.
Dalam rakor tersebut, disampaikan pula bila prevalensi stunting di Belitung turun dari 8 sekian persen, menjadi 6 sekian persen. Di samping itu, ia juga menekankan bahwa banyak cara lebih inovatif untuk penanganan stunting. Misalnya membuat produk olahan dari ikan yang gizinya tinggi.
Selanjutnya sambung Isyak, ada suplemen-suplemen yang harus dibantu, kemudian dari sisi pemberitaan, dari sisi komunikasinya. ‘’ Misalnya, tadi disebutkan umur 2 tahun dia harus makan 8 sampai 9 suapan nasi. Kan banyak orang tidak tahu. Kalau begitu, bikin kan iklan yang gampang orang baca. Orang tua banyak yang tidak tahu, udah makan 5 suap selesai, padahal kurang 3 suap,’’ tuturnya. (Yusnani)
Yuk, ikutin terus perkembangan informasi seputaran Belitong melalui media online belitongbetuah.com atau cukup meng-klik link Fanpage Facebook -nya Belitong Betuah yang selalu menyajikan berita terlengkap seputaran Belitong yang kami update…