Belitung, belitongbetuah.com — Tingginya kasus DBD di Belitung sudah mengkhawatirkan. Sampai dengan 15 Desember, tercatat 511 kasus, dengan kematian 9 orang. Dari data yang tersaji, Komisi III DPRD Belitung yang membidangi kesehatan, adakan RDP, Senin (18/12) dengan Dinas Kesehatan mengenai kinerja dalam penanggulangan DBD.
Ketua Komisi III, Suherman menyebutkan kejadian DBD sekarang luar biasa, karena itu ia meminta penjelasan mengenai langkah apa yang dilakukan Dinas Kesehatan dalam penanganannya serta data- data dan perkembangan di lapangan guna menjawab kepanikan masyarakat.
Dijelaskan drg. Dian Farida, M.HM selaku Kepala Dinas Kesehatan, lantaran DBD ditularkan nyamuk, sehingga dilakukan pengendalian vektor. Pertama kegiatan surveilans. ’’ Kita punya data harian dan mingguan. Data harian, petugas langsung yang mengambil dan data mingguan dari SKDR (Sistim Kewaspadaan Dini dan Respons). Jadi kawan-kawan di Rumah Sakit, Puskesmas dan Klinik harus melapor, dan dari sinilah untuk memantau perkembangan tren suatu penyakit. Sehingga dapat diketahui apakah kondisi ini sudah melewati ambang batas dan harus dilakukan respons,’’ ujarnya.
Selain itu, ada Tim PE (Penyelidikan Epidemiologi), sehingga begitu kasus diterima, tim langsung diturunkan untuk penyelidikan. Sesuai SOP nya, Tim PE mencari penderita lain di luar pasien. “Dan juga pemeriksaan jentik, karena ini berkaitan dengan nyamuk jadi kita harus memeriksa perindukannya dari 100 meter berjarak dari rumah penderita positif dengue,’’ katanya lagi.
Berikutnya, melakukan promosi kesehatan, melalui spanduk, poster, radio. Sedangkan untuk fogging, mengacu pada surat edaran Dirjen P2P terbaru, di situ ada langkah-langkah apa yang harus dilakukan sebelum dilakukan fogging. ‘’ Tapi penekanan di sini tetap PSN, 3 M dan menghindari gigitan nyamuk,’’ bebernya.
Kemudian, ujar Dian pihaknya bekerja sama dengan Tim dari Universitas Indonesia, melakukan survei nyamuk, di Desa Simpang Rusa, Cerucuk, Kembiri, Selat Nasik dan di Pantai Tanjungpendam.
Untuk di Tanjungpandan, sudah diadakan pertemuan lintas program dan lintas sektor, terkait koordinasi dan evaluasi tindak lanjut proteksi dini dan respons penyakit DBD, yang dilanjutkan oleh Puskesmas pada tingkat kecamatan dan desa.
Terakhir melalui surat edaran Bupati Belitung, pada Juli dan Desember mengajak masyarakat untuk pencegahan penyebarluasan penyakit DBD pada lingkungan masing-masing dengan mengaktifkan PSN dan 3 M. ‘’ Jadi, tidak bosan-bosannya mengajak untuk menjaga kebersihan lingkungan. Berbagai upaya sudah dilakukan, dan juga pembagian bubuk Abate,’’ jelas Dian mengenai langkah yang dilaksanakan.
Sehubungan dengan paparan dari Kepala Dinas Kesehatan Kab. Belitung, drg. Dian Farida, yang selama ini sangat sulit sekali ditemui, ketika ingin diwawancarai, anggota dewan Vina Crystin Ferani mengatakan dari apa yang disampaikan Kepala Dinas tersebut, dengan melihat kasus DBD sekarang, di mana ada peningkatan yang luar besar bila dibandingkan tahun lalu, ia nilai bahwa apa yang dilakukan Dinkes belum efektif.
Meski pada satu sisi, ia mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan, akan tetapi ia lebih mementingkan, kalau Dinkes harus memberikan solusi kegiatan yang konkrit. Ia juga mempertanyakan mengenai surveilans vektor.
‘’ Berapa angkanya, apakah itu real. Maksud saya, apakah angka itu benar-benar sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Angka bebas jentik, house index, container index. Seharusnya kalau angka itu akurat, Kabid P2P harusnya bisa menjadikan itu sebagai dasar memberikan langkah-langkah yang konkrit,’’ tandasnya.
Sosialisasinya Kurang
Dikatakan bahwa fogging adalah langkah yang kesekian dalam penanganan nyamuk, sebab yang utama yakni PSN, 3M dan menghindari gigitan nyamuk. Sementara mind set masyarakat masih terfokus pada fogging.