Heran, Pak Kades Izinkan Tambak Udang di Seliu, Selama Ini Konsisten Pengembangan Wisata

oleh -

Belitung, belitongbetuah.com – Rencana pembukaan lahan untuk tambak udang vaname di Pulau Seliu, Kecamatan Membalong jadi bahasan dalam RDP yang di gelar Senin (18/3/2024). Pasalnya, belum ada izin namun sudah dilakukan pembersihan lahan.

IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-09DESAAIKRAYAK
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-10DESAAIRMERBAU
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-11DESAPERAWAS
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-12DESAKACANGBUTOR
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-28DESATANJUNGRUSA
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-16DESAAIKPELEMPANGJAYA
previous arrow
next arrow
Shadow

Selain itu, seperti disampaikan Iwan, Tokoh Masyarakat, Pulau Seliu itu luasannya kurang dari 2 ribu hektar, sehingga dirinya dan masyarakat keberatan bila ada tambak udang di daerahnya.

Menurutnya, tambak udang berdampak buruk pada lingkungan, sementara selama ini wilayah tersebut konsisten dengan pengembangan pariwisata.

“Pak Kades ini, kalau saya lihat ngesen nya ke kanan tapi beloknya ke kiri. Padahal, sudah miliaran rupiah uang yang sudah dikeluarkan untuk berinvestasi pariwisata. Untuk pengembangan Pulau Seliu,” kata Iwan.

Terkait hal itu lanjut Iwan, bahkan Kepala Desa sendiri yang awalnya mengajak masyarakat untuk mensosialisasikan Pulau Seliu untuk mengembangkan wisata minang.

“ Master plan nya pun sudah dibuatkan untuk pengembangan wisata, bahkan Komunitas untuk pengembangan wisata pun dibentuk,” terang Iwan lagi.

Ia menambahkan, “Di sana (Pulau Seliu) buka orang kaleng-kaleng yang kami ajak. Salah satu yang punya Sheraton. Salah satu juga yang punya (perusahaan) Aqua ada. 2 anak Menteri saya gandeng waktu ke Pulau Seliu. Apa kami gak diinjak-injak tiba-tiba muncul hal yang akan bertentangan dengan Pariwisata”.

IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-18PADANGKANDIS
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-26DESAKEMBIRI
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-23DESASIJUK
IKLANSELAMATPELANTIKANDPRDBELITUNG-24DESAAIRSAGA
previous arrow
next arrow
Shadow

Padahal sebelumnya, Iwan sudah mengatakan kepada Kepala Desa, bila tambak udang dibangun, akan bertentangan dengan pelaku pariwisata.

Kini apa yang dikhawatirkan Iwan terbukti. Sesama masyarakat terjadi pro dan kontra dengan kehadiran rencana pembuatan tambak udang tersebut.

Ia sampaikan pula, di samping itu masyarakat tidak diberi gambaran secara jelas mengenai dampak positif dan negatif dari hadirnya tambak udang di suatu pulau yang kecil.

“Jujur saya tegaskan, karena ini di pulau yang kecil. Wilayahnya kurang dari 2 ribu hektar. Pulau Seliu, setelah dikurangin mangrove dan hutan lindung pantai daratannya tinggal sedikit,” katanya.

Lebih lanjut ia katakan, dari apa yang diketahuinya, dari luas area Pulau Seliu, untuk dijadikan tambak udang mulai dari 70 sampai 300 hektar. “ Dan itu pasti, nanti di kemudian hari, luasannya akan bertambah, hingga akhirnya Pulau Seliu dikuasai. Habis tu pulau Pak,” terang Iwan dalam RDP.

Lanjutnya, pemahaman- pemahaman seperti itu, harus disampaikan kepada masyarakat, agar masyarakat bisa menilai.
Walaupun pada dasarnya aku Iwan, dirinya bukan berarti tidak mendukung atau menolak investasi. “ Tapi harus dipilah, investasi seperti apa yang cocok dengan daerah Pulau Seliu,” imbuhnya lagi.

Seperti investasi pada sektor perikanan laut. Kalau mereka ingin memanfaatkan sektor perikanan di Pulau Seliu, melibatkan nelayan, seperti tambak ikan di laut, silahkan. Bahkan diharapkan Belitung berhasil mengeskpor hasil dari tambak laut.

“Tidak ada yang menolak membuat tambak laut. Tapi kalau tambak udang belum tentu, kenapa begitu, karena banyak persoalan yang ada dari tambak udang”.

Lucunya kata Iwan, PKN ini adalah perusahaan yang ditolak di Jawa Tengah, “ Terus ngapain harus diterima di Pulau Seliu. Saya pun jadi bingung cara berpikirnya, ” tandasnya.

Dalam RDP tersebut, Iwan mengatakan, bila dirinya heran dengan sikap Pak Kades. Menurutnya, dengan pro dan kontra dalam masyarakat, seharusnya dalam kondisi ini, Kepala Desa ada di tengah-tengah masyarakat, dan bisa memfasilitasi masyarakat yang pro dan kontra terhadap rencana pembuatan tambak udang itu.

“Tapi lucunya dia (Kepala Desa) ada di pihak yang sana (Pihak Perusahaan). Lebih lucunya lagi, kita mau tanda tangan penolakan, pihak desa juga malah sibuk untuk mencari tanda tangan dengan kompensasi masyarakat dikasih Rp 500 ribu”.

Lanjutnya, “Saya bilang ke dia (Kepala Desa). Saya juga bisa kasih sejuta buat masyarakat biar angkanya lebih dari mereka. Lantas, apakah itu saya lakukan, tidak. Karena itu sifatnya mengadu domba dan membohongi sesama masyarakatnya sendiri,” pungkas Iwan. (Arya)


Yuk, ikutin terus perkembangan informasi seputaran Belitong melalui media online belitongbetuah.com atau cukup meng-klik link Fanpage Facebook -nya Belitong Betuah yang selalu menyajikan berita terlengkap seputaran Belitong yang kami update…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *