Tanjungpandan, belitongbetuah.com — Pak Hatta, ayah dari 5 orang anak dan kakek dari 11 orang cucu ini, mulai berjualan di Pasar Hatta sudah puluhan tahun lamanya. Tepatnya, tahun 1973. Bahkan, nama Pasar itu sendiri oleh masyarakat diberi nama dengan nama dirinya.
Semula, ia tidak menjual kelapa parut. Ia berjualan bumbu dan ikan. Namun, belasan tahun belakangan, suami dari Haiti Chalidah itu mulai membuka usaha parutan kelapa. Awal mula usaha parut kelapa ini, mesinnya ia sewa dari temannya yang tinggal di Pulau Seliu. Barulah, setelah jalan, Dia punya mesin sendiri.
Seiring dengan perkembangan jaman, kini masyarakat ingin lebih praktis. Mereka sudah jarang membeli kelapa parut lagi, melainkan membeli santannya saja.
Dikatakan Pak Hatta, lebaran tahun ini, jumlah permintaan santan di tempatnya meningkat, di bandingkan tahun lalu. Perkiraannya, saat BB mewawancarainya, pada Senin ( 8/4/2024) sekitar 6 ribu butir kelapa sudah keluar. “Itu belum besok. Tahun lalu hampir 6.000 an,” ujarnya.
Untuk pasokan kelapa, Dia tak terlalu khawatir. Sebab, kelapa- kelapa itu didatangkan dari pelosok desa baik yang ada di Belitung maupun dari Belitung Timur. Seperti dari Tanjung Kelumpang, Batu Itam, Gunung Riting dan lainnya.
Ia melanjutkan, lebaran tahun ini ada perubahan perilaku konsumen. Jika pada tahun lalu dan tahun- tahun sebelumnya, pembeli umumnya membeli santan 2 hari sebelum lebaran, tahun ini sudah dimulai dari 4 hari sebelum lebaran.
Pak Hatta mengaku, jam 3 pagi dirinya sudah membuat santan. Terlebih dahulu, memenuhi kebutuhan untuk pesanan. Kemudian, jam 5 subuh, orang- orang sudah mulai berdatangan ke pasar dan mengantri santan.
Saat BB melakukan wawancara, Pak Hatta masih terus memproduksi santan. Istirahatnya sebentar, sewaktu sholat dzuhur. Meski demikian kakek 75 tahun ini, tak tampak kelelahan.
Tingginya permintaan santan kelapa pada lebaran tahun ini, juga diiyakan oleh Reno, salah seorang karyawannya. “ Tahun ini rasanya lebih banyak. Kemarin aja ( Minggu), sure la dihentikan. Padahal yang nak meli gik banyak. Kamek la kepak,” terang Reno, yang bertugas di bagian pemarutan.
Sementara itu, Yayat bagian tukang kupas kelapa tidak tahu pasti berapa jumlah kelapa yang sudah dikupasnya. “ Dak tahu persis, berapa jumlah kelapa neh. Tapi, aku rase banyak oh, dibandingkan tahun kemarin ,” katanya. (Yusnani)
Yuk, ikutin terus perkembangan informasi seputaran Belitong melalui media online belitongbetuah.com atau cukup meng-klik link Fanpage Facebook -nya Belitong Betuah yang selalu menyajikan berita terlengkap seputaran Belitong yang kami update…