Belitung, belitongbetuah.com – Puluhan pekerja pada proyek pembangunan talut pengaman pantai Samak – Pegantungan beramai-ramai berhenti, lantaran pihak kontraktor tidak membayar gaji mereka hingga satu bulan lebih.
Hal itu diungkapkan Dedek, salah seorang kepala tukang. Bersama dengan 12 orang pekerja lainnya, pada Jumat (15/6/2024), mereka menemui belitongbetuah.com disalah satu cafe di Tanjungpandan.
Di sana, Dedek menceritakan kalau proyek yang tengah mereka kerjakan merupakan proyek Pemerintah bersumber dari APBN senilai Rp. 18 miliar lebih tahun anggaran 2024. Terletak di Desa Sungai Samak dan Desa Pegantungan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pengerjaan proyek oleh kontraktor pelaksana PT. Limar Banyu Utama dengan CV Putra Jaya Semesta (KSO) dengan masa pengerjaan selama 300 hari kalander, dimulai 5 Februari 2024 lalu.
Dedek mengatakan, selama mereka bekerja, tidak mempunyai kejelasan terhadap upah buruh. Padahal mereka telah bekerja selama lebih dari satu bulan.
- Baca Juga: Stabilkan Harga dan Tekan Inflasi Jelang Idul Adha, Pemkab Beltim Gelar Operasi Pasar Murah
‘’Waktu kami dipanggil, di suruh bekerja di proyek itu, kami coba bertanya dengan perusahaan itu, berapa bayaran kami per meter, cuma tidak ada jawaban,’’ kata Dedek.
Meski belum mendapatkan kejelasan mengenai upah, tapi mereka tetap melaksanakan pekerja yang ditawarkan, sebab sudah didatangkan dari Bandung.
Setiap minggu ujar Dedek, mereka hanya diberi kasbon sebesar Rp 500 ribu, dari pemberi kerja untuk bertahan selama mereka bekerja di proyek tersebut. Tentu saja uang segitu tidak sepadan, sebab selain dipergunakan untuk kebutuhan di Belitung, juga untuk dikirimkan ke anak istri di kampung halaman mereka.
‘’Kasbon itu bukan upah, cuma hanya untuk bertahan selama kami di situ, itu juga diberikan gak jelas. Kadang Sabtu, kadang Senin, kadang selama 2 minggu diberikan ke kami, jadi kami merasa kami di perkerjakan tapi gak jelas upahnya,’’ ucap Dedek.
Bingung dengan sistim tersebut, Dedek akhirnya bertanya dengan pihak perusahaan, terkait upah mereka. “ Bayaran kami ini gimana, berapa per meternya. Jadi kami kecewa sudah datang jauh-jauh untuk bekerja, tapi pembayarannya gak jelas,’’ ujar Dedek.
Dikatakannya lagi, walau mereka belum tahu berapa upah dari proyek tersebut, namun ia tahu persis, seperti yang sudah-sudah bila nilai upah proyek pembangunan talut umumnya sekitar Rp. 900.000 sampai 1.000.000 per meternya.