Belitung Timur, belitongbetuah.com – Direktur Tata Kelola Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) , Ten Suyanti mengatakan ILP adalah mengintegrasikan layanan dari tingkat Puskesmas, Pustu hingga posyandu untuk mendekatkan layanan akses kepada masyarakat.
“Jadi kalo udah lengkap tidak usah lagi ke puskesmas cukup ditangani di tingkat Posyandu. Kalau tidak bisa ditangani maka ke Pustu, baru ke Puskesmas,” sebutnya di sela- sela kunjungan usai pelaksanaan kegiatan Kick Off ILP, Jumat (21/6/2024).
ILP sendiri merupakan bentuk komitmen Pemkab Beltim untuk memberikan layanan kesehatan primer yang terpadu, efisien dan terjangkau bagi seluruh masyarakat sekaligus sebagai wujud implementasi transformasi kesehatan pada pilar pertama guna memperkuat sistem kesehatan.
Ada 3 hal yang menjadi fokus Integrasi Layanan Primer. Pertama adalah penerapan siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan kesehatan. Kedua mendekatkan pelayanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat desa dan dusun termasuk untuk memperkuat promosi dan pencegahan yaitu melalui deteksi dan screening penyakit.
“Ketiga memperkuat pemantauan wilayah melalui digitalisasi dan pemantauan melalui dashboard Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) situasi kesehatan per-desa,” kata Ten Suyati.
“Nanti akan ada dashboard pemantauan wilayah setempat yang per desa. Di desa itu masalahnya apa sih. Oh ada kasus diare ada kasus apa, jadi kita gak telat kaya covid jaman dulu. Jadi sudah ada penguatan untuk tingkat integrasi ILP sendiri,” tambahnya.
Sementara itu Dianita Fitriani dari Kepala Dinas Kesehatan Beltim menyampaikan pihaknya selaku leading sector ILP memiliki komitmen tinggi dalam mengimplementasikan ILP guna meningkatkan sistem kesehatan di Beltim.
Dinas Kesehatan sendiri sudah punya rencana pemetaan untuk percepatan dan tahun ini kita sudah mulai. Nanti secara bertahap, target itu kan dari Kemenkes 2028 sudah clear semua.
“Kita maunya satu tahun lebih cepat 2027, rencananya seperti itu insyaAllah semoga tidak ada kendala,” ujar Dian
Untuk mengupayakan percepatan implementasi ILP kata Dian, perlu dukungan dari semua pihak baik pemerintah daerah, pemerintah desa dan stake holder terkait.
“Dukungan stakeholder kita butuh banget. Pertama dari komitmen pemerintah daerah. Selain itu stakeholder terkait yang paling dekat sendiri adalah Pak Camat dan Pak Kades karena merekalah yang menaungi wadah Pustu itu sendiri, kemudian Posyandu tentunya,” imbuhnya.
Dian menerangkan dengan ILP ada perubahan signifikan terkait standar kompetensi dan keterampilan para kader dan disesuaikan dengan siklus hidup yang terbagi dalam 5 klaster. 5 klaster tersebut meliputi manajemen, layanan kesehatan untuk ibu hamil, bayi, balita, dan remaja, layanan untuk usia dewasa hingga lanjut usia, serta penanggulangan penyakit menular, dan juga terdapat lintas kluster.
“Jadi sekarang itu satu orang kader harus punya 25 kompetensi. 25 kompetensi ini istilahnya menjadi salah satu kapabilitas mereka, keterampilan mereka dalam pelayanan ILP tadi karena kan kita udah integrasi primer. Jadi nanti posyandu itu dia terpadu sifatnya pelayanan dalam satu waktu melayani berbasis siklus hidup,” pungkasnya. (Arya)
Yuk, ikutin terus perkembangan informasi seputaran Belitong melalui media online belitongbetuah.com atau cukup meng-klik link Fanpage Facebook -nya Belitong Betuah yang selalu menyajikan berita terlengkap seputaran Belitong yang kami update…