Belitung, belitongbetuah.com — Minggu sore (15/9/2024) kediaman H. Bedu di Jl. Dok, dihadiri ratusan orang yang merupakan masyarakat Bugis Belitung, saat pasangan Djoni Alamsyah- Syamsir (Djoss) bersilaturahmi ke sana.
Padahal kata H. Bedu acara itu mendadak. “ Ini spontan aja. Jumat kemarin ketemu salah seorang keluarga di warung kopi. Katanya, Pak Haji bisa gak hari Minggu kumpul di rumah Pak Haji. Saya bilang, silahkan aja, kita ngopi- ngopi, ini silaturahmi biasa aja,” tutur H. Bedu mengisahkan silaturahmi Djoss, di kediamannya.
Dari situ, H. Bedu, lalu menelpon beberapa orang. Rupanya, yang datang banyak. Sehingga, selain beliau bersilaturahmi dengan Djoni, juga bersilaturahmi dengan saudara- saudaranya.
“ Jadi ini spontan datangnya, kalau kita ada rencana, nanti ada waktunya. Ini silaturahmi biasa. Pak Djoni memperkenalkan diri. Kalau Pak Syamsir kan, kita sudah kenal,” katanya, kembali menerangkan acara tersebut.
Dimata H. Bedu, Djoni Alamsyah orang yang luar biasa. “ Beliau ini sosok yang luar biasa, merakyat. Orangnya, apa adanya, merendahkan diri walaupun Dia hebat. Saya kan udah kenal 2 bulan lalu, beliau ke rumah, kita ngobrol- ngobrol, makanya saya tertarik,” ucap H. Bedu.
“ Saya tahu, dia Pengusaha sukses, tapi dia tidak menunjukkan, bahwa sayalah orangnya. Dia sederhana, selalu merendah,” katanya lagi, mengenai kesannya terhadap Djoni yang walaupun seorang Pengusaha sukses, tapi tidak pernah menyombongkan diri.
Masih di tempat yang sama, ditemui usai acara H. Slamak menyebutkan jika di acara silaturahmi ini juga, mereka dari masyarakat Bugis bersatu mendeklarasikan Pasangan Djoss sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Belitung.
“ Jadi kami dari persatuan Bugis, bersatu untuk memenangkan Beliau di Pilkada ini. Tapi, kami istilahnya tidak menjatuhkan calon lain. Kami di sini, khusus untuk Djoss,” tutur H. Slamak.
Dia menjelaskan, keberadaan suku Bugis di Belitung berdasarkan sensus tahun 2014, terdapat kurang lebih 30 ribu an. Cuma, beliau tidak tahu, dari jumlah tersebut, berapa mata pilihnya.
H. Slamak juga menyatakan harapannya terhadap duet Djoss ini,” Jika mereka berhasil, tentu atas izin Allah. Nanti kami minta bukan Cuma suku Bugis, tapi seluruh masyarakat Belitung diperhatikan dengan baik, jangan hanya sekedar janji- janji,” tukasnya.
“ Maka dari itu, tadi saya bilang, kami tidak pakai uang. Karena uang itu terbatas. Satu juta mungkin Cuma buat beberapa hari. Tapi kita akan menderita selama 5 tahun. Karena apa yang kita minta tidak ditanggapi, karena mungkin ada istilah, kan kamu udah kami beli,” ujar H. Slamak yang dalam silaturahmi, sempat memberikan sambutan.
Menariknya, dalam acara silaturahmi Minggu sore itu, lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut, terdengar. Tampaknya syair lagu itu, seolah sebagai pengingat, bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah seorang pelaut pemberani, menjelajah mengarungi samudra luas, menerjang ombak dan badai.
Relatednya, dukungan mereka kepada Djoss, sungguh- sungguh, berjuang penuh semangat, totalitas. Sebab, ombak badai saja di terjang. (Yusnani)
Yuk, ikutin terus perkembangan informasi seputaran Belitong melalui media online belitongbetuah.com atau cukup meng-klik link Fanpage Facebook -nya Belitong Betuah yang selalu menyajikan berita terlengkap seputaran Belitong yang kami update. . .