Kemarau Panjang, Sumber Air Baku Perumda, Susut 60%

oleh -

Tanjungpandan, belitongbetuah.com – Sumber Air baku embung Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Batu Mentas Kabupaten Belitung, selama musim kemarau terjadi penyusutan hingga 60 persen.

‘’Baru kali ini kemarau berkepanjangan, baru sekarang juga kita tahu, terjadi penurunan air baku,’’ kata Direktur Perumda Air Minum Tirta Batu Mentas, Badia Parulian Lumbanturoan di ruang kerjanya, Rabu (18/10/2023).

Meski demikian, kondisi tersebut tidak berpengaruh terhadap pendistribusian air kepada 2.500 sambungan rumah atau pelanggan Perumda.

‘’Itu lah keuntungan embung batu mentas yang telah dibangun Pemerintah untuk masyarakat,’’ ujarnya.

Hanya saja, setelah dihitung-hitung, bila tidak ada hujan, tingkat ketahanan air paling lama 2 bulan lagi. Karena itulah, pihaknya mengurangi operasional sejak bulan ini (Oktober) yang semula 14 jam, jadi 12 jam saja.

Kemudian, kalau sampai awal November, kondisi masih tidak membaik, jam operasionalnya akan kembali dikurangi menjadi 10 jam per hari. “ Dengan catatan kebutuhan air masih memungkinkan,” katanya.

Dan, jika kondisi kemarau terus berlanjut sampai akhir tahun, pihaknya selain akan mengurangi jam operasional, alternatif lain akan dilakukan Pemerintah untuk mencukupi air baku.

Terkait kondisi sekarang, Badia ungkapkan rasa prihatin kepada masyarakat yang tidak memiliki jaringan penyaluran dari Perumda. Sebab cukup banyak terjadi kekeringan.

Untuk itu, ia menyarankan kepada masyarakat menjadi pelanggan Perumda. “ Ke depannya, Perumda akan terus dikembangkan, seiring dengan berkembangnya daerah ini menjadi tujuan pariwisata,” terang Badia.

Sehubungan dengan rencana tersebut, sudah disampaikan dalam forum grup discussion (FGD) 2025 – 2045 mengenai visi misi awal RJPD di kantor Bappeda, pada Senin (16/10/2023).

Masalahnya, kondisi embung yang sekarang tidak akan memungkinkan sampai tahun 2045. Maka dari itu, pihaknya akan mencari sumber air baku baru.

Sebutnya, ada beberapa sumber air baku yang sudah diusulkan, yaitu di wilayah Kecamatan Membalong dan di Desa Juru Seberang.

Daerah Membalong dipilih, karena banyak lokasi eks tambang yang bisa dimanfaatkan, terlebih untuk jangka panjang. Sementara untuk Desa Juru Seberang lantaran jaraknya lebih dekat dengan pusat kota.

Selain dekat dengan pusat kota, sumber air di Desa Juru Seberang, cukup besar dan luas, meski pun tercampur dengan air laut.

Tentu akan dilakukan pemurnian dari air payau menjadi air tawar dengan menggunakan teknologi canggih untuk jangka panjang.

‘’Jadi itu semua sudah kami usulkan di FGD kemaren, apalagi kan daerah kita ini semakin hari semakin maju, belum lagi kita ini daerah wisata,’’ pungkasnya. (Arya)


Yuk, ikutin terus perkembangan informasi seputaran Belitong melalui media online belitongbetuah.com atau cukup meng-klik link Fanpage Facebook -nya Belitong Betuah yang selalu menyajikan berita terlengkap seputaran Belitong yang kami update…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *